Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petani Kendeng Akan Teruskan Aksi

Kemarin empat puluh satu peserta yang kakinya di cor akhirnya dibongkar, karena kami akan mengubah strategi baru

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Petani Kendeng Akan Teruskan Aksi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah petani dari Pegunungan Kendeng bersama sejumlah aktivis melakukan aksi memasung kaki dengan semen di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/3/2017). Aksi memasung kaki dengan semen yang telah berlangsung 8 hari terus dilakukan Petani Pegunungan Kendeng dan jumlahnya semakin bertambah menjadi 50 orang ditambah 10 aktivis dengan tujuan meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk menghentikan izin lingkungan Pembangunan dan Pertambangan Pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi oleh para petani yang mengecor kakinya untuk menolak pabrik semen untuk sementara dihentikan, pascameninggalnya Patmi (48), salah satu peserta aksi, dini hari tadi, Selasa (21/3/2017).

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhamad Isnur, yang ikut mengawal aksi tersebut,saat dihubungi, mengatakan aksi dihentikan sementara, antara lain untuk menghormati wafatnya Patmi.

"Tapi aksi kita teruskan, karena izin belum dicabut," ujarnya.

Aksi mengecor kaki tersebut digelar sejak hari Senin pekan lalu (13/3).

Hingga pada hari Jumat kemarin, dengan total peserta sampai 50 orang.

Pada Jumat lalu perwakilan peserta aksi diterima oleh Kepala Staf Presiden (KSP), Teten Masduki, dan disepakati proyek pendirian pabrik semen di Gunung Kendeng, Jawa Tengah, untuk sementara dihentikan.

"Kemarin empat puluh satu peserta yang kakinya di cor akhirnya dibongkar, karena kami akan mengubah strategi baru," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Patmi adalah salah satu petani yang belenggu di kakinya dibongkar.

Rencananya hari ini ia akan kembali ke kampung halamannya di Pati, Jawa Tengah. Sebelum itu terjadi, ia keburu meninggal di kantor YLBHI.

"Aksi rencanannya kita lanjutkan oleh sembilan orang petani. Kita masih menuntut pencabutan izin. Kapan kita teruskan, itu belum ditentukan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas