Isu SARA di Pilkada DKI Jadi Contoh Buruk, KPAI Imbau Orangtua Ajarkan Toleransi pada Anak-anak
Anak-anak perlu didampingi dan dikembangkan untuk mampu berpikir, supaya dapat melihat apa yang baik untuk dirinya dan lingkungan.
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilkada DKI Jakarta bikin suasana politik di Ibu Kota memanas dan brutal. Kondisi itu tak lepas karena munculnya isu SARA, mulai dari spanduk provokasi hingga larangan menyalatkan pendukung salah satu calon.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Ulfah Anshor angkat bicara di acara yang digelar Aliansi Masyarakat Sipil untuk Konstitusi (AMSIK) bertema "Darurat Pendidikan Indonesia Atas Menguatnya Permusuhan Berdasar Agama", Cikini, Selasa (28/3/2017).
Ia mengingatkan agar guru dan orangtua untuk mengajarkan kepada anak nilai-nilai toleransi, saling menghormati dan menghargai, serta menjaga kebersamaan, terhadap sesama warga negara Indonesia apa pun agama dan pilihan politiknya.
"Saya juga mengimbau kepada orangtua dan guru untuk tidak melibatkan anak dalam konflik politik dan tidak mengajak anak dalam forum-forum politik praktis," tutur Maria.
Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo, berpendapat serupa. Menurutnya, isu SARA yang dimainkan di Pilkada DKI Jakarta memberikan contoh berpolitik yang buruk terhadap anak-anak.
Oleh karena itu, kata dia, anak-anak perlu didampingi dan dikembangkan untuk mampu berpikir, supaya dapat melihat apa yang baik untuk dirinya dan lingkungan.
"Wawasan keberagaman juga penting. Kebhinekaan yang diciptakan negara ini bisa jadi modal. Dorong anak, latih nalar dan mengolah informasi serta mengambil keputusan berdasar data dan logika, sehingga kemerdekaan berpikir diraih," lanjutnya.