Juru Bicara Ahok-Djarot: Anies Harusnya Larang Aksi 313
Raja Juli Antoni mempertanyakan sikap Anies Baswedan soal aksi 313 yang dilakukan di Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Raja Juli Antoni mempertanyakan sikap Anies Baswedan soal aksi 313 yang dilakukan di Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Diketahui dalam aksi tersebut menuntut agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Juru bicara tim pemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat tersebut meminta pasangan Anies Sandi membuktikan selogankannya soal 'Tenun Kebangsaan'.
"Anies adalah pemimpin yang terus menenun kebangsaan. Saya kira kalau dia benar-benar menunjukkan retorikanya, ya dia harusnya melarang aksi ini," kata Toni di Rumah Pemenangan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/3/2017).
Baca: Hujan Tak Surutkan Peserta Aksi Damai 313
Baca: Aksi Damai 313 Jadi Ladang Rezeki Bagi Pedagang Makanan
Baca: Penggagas Aksi 313 Ditetapkan Sebagai Tersangka Makar
Dirinya menjelaskan, aksi keagamaan 313 memiliki muatan rasis dan politis.
Sehingga Anies sebagai calon pemimpin seharusnya bisa memberikan pernyataan yang menenangkan.
Karena gerakan yang akan dimulai dari Masjid Istiqlal ini melarang warga Jakarta memilih pemimpin non-muslim.
"Kalau benar-benar (Anies) pemimpin yang ingin merekatkan nilai kebangsaan, harusnya dia melarang aksi ini. Karena ada Ijma' Sukuti yang memiliki makna diam artinya menyetujui aksi," katanya.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara demokrasi berasaskan Pancasila.
Di mana setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang setara tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
Sehingga larangan memilih pemimpin non-muslim sama saja dengan mencederai demokrasi.
"Jadi Mas Anies kira-kira setuju enggak (aksi 313)?" Kata Toni.