Djarot dan Nusron Hadiri Isra Mi'raj Bareng Keluarga Besar NU Jakarta Barat
"Ini bukan diskriminasi tapi kita ingin Islam di Indonesia itu yang Bhinneka Tunggal Ika," kata Djarot.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta Barat menggelar peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan Istighosah Islam Nusantara di Saung Rawa Lele Jl Peta Barat No 33, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (3/4/2017).
Hadir dalam acara itu Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan tokoh muda NU yang juga Koordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera) Nusron Wahid. Ribuan massa NU yang hadir mengenakan pakaian muslim memadati lokasi acara yang dimulai dengan pembacaan tahlil.
Hadir juga sejumlah tokoh dan ulama NU Jakarta Barat, diantaranya KH muchtar Ghozali (Cengkareng) KH Amin Kadaung (Tegal Alur), KH Salwan (Kapuk), Kyai Sirodj Ronggalawe, Kyai Endang Ahmad Syah, KH Muhammad Ali, dan KH Mahfud.
Dalam sambutan usai pembacaan tahlil, Nusron mengatakan silaturahmi yang dilakukan dalam kegiatan ini bukan untuk provokasi, tapi menyampaikan apa yang perlu diketahui oleh warga nahdiyin bahwa pasangan calon yang paling berpihak kepada kaum nahdiyyin adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Basuki-Djarot).
"Kalau ada orang NU ngapain milih yang lain dalam Pilkada. Dan pak Djarot ini orang Jawa Timur yang NU tulen maka kita pilih pasangan nomor urut dua," ujar Nusron.
Nusron mengatakan, kalau Basuki-Djarot menang dalam Pilkada DKI maka dipastikan nanti sekolah dan madrasah NU yang saat ini kondisinya kurang baik akan dibantu. Kemudian, mereka yang saat ini belum mendapatkan beasiswa juga akan diberikan pada kepemimpinan Basuki-Djarot ke depan.
Keberpihakan Basuki-Djarot terhadap kaum nahdiyyin dan umat Muslim secara umum juga bisa dilihat dalam berbagai kebijakannya.
"Oleh pak Djarot yang orang NU, makam ulama dilestarikan. Makam Mbah Priok sudah dijadikan cagar budaya religius. Dan makam para ulama di Betawi semua dilestarikan dan kalau ziarah lebih nyaman," imbuh Nusron.
Nusron juga mengingatkan bahwa Ahok-Djarot punya program KJP Santri. Dengan KJP Santri, anak orang Jakarta meski nyatri di pulau Jawa seperti Jombang, Kudus, Situbondo, Sukabumi, Banten dan daerah lainnya akan dapat KJP Santri dari pasangan Basuki-Djarot.
"Supaya tradisi ta'alim tak berhenti. Dalam Islam, tak semua harus berperang dan mencari nafkah. Harus ada satu golongan yang tafakkur fiddin, agar nanti kalau pulang dari mondok bisa merawat umat. Mereka inilah santri-santri yang kini diperhatikan Pak Djarot," jelas Nusron.
Djarot Saiful Hidayat dalam sambutannya mengatakan, sebenarnya Pemda DKI sudah menjalankan KJP Santri khusus bagi warga Jakarta yang mondok di luar Jakarta. Yakni yang tidak mampu atau membutuhkan biaya maka bisa dapat KJP Santri, dimanapun mondoknya.
"Sekarang sedang kita data pondok mana saja yang menerina santri dari Jakarta. Sehingga kita punya hubungan dan kaitan dengan pondok pesantren yang bersangkutan. Ini perlu disampaikan karena kita ingin santri mondok di pesatren yang mengajarkan Islam rahmatan lil alamiin. Kita tak mau mondoknya di tempat yang mengajarkan Islam garis keras, mengajarkan Islam Wahabi, fundamentalis, ISIS, dan yang sejenisnya," jelas Djarot.
"Ini bukan diskriminasi tapi karena kita ingin di Indonesia ini Islam yang menyatu dan Bhinneka Tunggal Ika," tambahnya.
Djarot juga menegaskan, bahwa garis perjuangan yang dibangunnya sejak dulu adalah di jalan NU. Yakni di jalan Islam yang Pancasilais karena ini negara Pancasila. Jalan merawat Bhinneka Tunggal Ika untuk menciptakan dan merawat NKRI berdasarkan UUD 1945.
"Meski banyak tantangan tapi saya yakin ini jalan kebenaran yang membawa faedah bagi bangsa Indonesia," tegas Djarot.
Ketua Panitia Ustad Haji Agus Salim mengatakan, kalau NU tradisinya membaca sholawat dan memperingati maulid nabi, Isra Mi'raj dan lain-lain.
"Kalau enggak sholawat dan enggak maulidan, bukan NU namanya. NU itu mengedepankan Islam rahmatan lil alamin. Islam yang toleran dan tidak membawa kekerasan," ujar Agus Salim.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.