Menteri Agama: Pilkada DKI Jangan Sampai Merusak Hubungan Pertemanan
Pemilihan Kepala Daerah Jakarta diharapkan tak merusak hubungan persahaban antar warga.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Jakarta diharapkan tak merusak hubungan persahaban antar warga.
Pemilih diharapkan bijak menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia, terutama Jakarta sebagai miniatur negara.
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan diselenggarakan pada 19 April 2017. Menjelang pemilihan, beredar isu-isu yang menyinggung suku, agama, ras, dan antar golongan.
Misal, beredarnya spanduk bernada provokatif yang enggan mensalatkan jenazah bagi pendukung dan pembela salah satu pasangan calon.
Baca: Soal Pilgub DKI, Djarot: Yang Anda Mau Pilih itu Pemimpin Pemerintahan Bukan Pemimpin Agama
Perseteruan juga tak dihindarkan dalam perbincangan di media sosial, Facebook, atau di grup aplikasi komunikasi WhatsApp.
Karena hanya perbedaan pilihan pemimpin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap hubungan warga tak bercerai-cerai.
"Intinya adalah bagaimana bahwa kita menghadapi Pilkada jangan sampai mengoyak, merusak hubungan-hubungan yang sudah baik selama ini, hubungan pertamanan, hubungan persahabatan, hubungan persaudaraan bahkan. Perkawanan itu jangan dirusak karena perbedaan kita dalam pilihan menghadapi Pilkada," ujar Lukman di Kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).
Lukman mengimbau, warga terbiasa menyikapi perbedahan pilihan.
Karena masing-masing pilihan harus dihargai oleh satu sama lain. Para pihak yang berkepentingan dalam pemilihan, diharapkan Lukman tak menggunakan agama untuk menafikan satu dengan yang lain.
"Tapi bagaimana agar nilai-nilai agama itu justru menyatukan kita di tengah-tengah keragaman yang ada," ujar Lukman.
Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua pekan ke depan.
Tersisa dua kandidat, yakni pasangan calon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat, dan pasangan calon nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno.
Sementara pasangan calon nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni lebih dulu kandas pada putaran pertama karena jumlah pemilihnya lebih minim dibandingkan pasangan calon lain.