IWD Ingatkan Publik soal Akurasi Hasil Survei
IWD mengingatkan kepada publik untuk berhati-hati dalam membaca hasil survei elektabilitas.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilkada DKI Jakarta putaran kedua tinggalseminggu lagi. Sejumlah lembaga survei telah merilis prediksi, yaitu Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Media Survei Nasional (Median), Polmark Indonesia, Sinergi Data Indonesia (SDI), dan Saiful Mujani Research Center (SMRC).
Menurut hasil survei LSI Denny JA (7/3/2017), Anies-Sandi meraih elektabilitas 49,7% dibandingkan Ahok-Djarot yang hanya 40,5%.
LSI Denny JA merilis survei terbaru, di mana Anies-Sandi unggul telak 51,4% dibandingkan Ahok-Djarot 42,7%.
Seperti halnya LSI Denny JA, Median juga dua kali merilis hasil surveinya. Rilis pertama Median (6/3) Anies-Sandi 46,3% dan Ahok-Djarot 39,7%, sedang survei kedua (10/4) Anies-Sandi 49,8% dan Ahok-Djarot 43,5%.
Dua lembaga lainnya memenangkan Anies-Sandi dengan angka dukungan yang mirip.
Rilis Polmark pada akhir Maret 2017, elektabilitas Anies-Sandi 49,1% dan Ahok Djarot 41,1%. Sedang survei SDI (3/4/2017), Anies-Sandi meraih elektabilitas 49,20% dan Ahok-Djarot 42,20%.
Sedikit berbeda dengan SMRC (12/4), di mana Anies-Sandi hanya unggul tipis dengan elektabilitas 47,9% dibanding Ahok-Djarot sebesar 46,9%. Survei SMRC juga menunjukkan dalam sebulan dukungan terhadap Ahok-Djarot naik 3,1%, sedangkan Anies-Sandi turun 2,8%.
Hasil tersebut berbeda dengan LSI Denny JA dan Median, di mana baik Anies-Sandi maupun Ahok-Djarot sama-sama mengalami kenaikan. Kecenderungan masih mungkin berubah, karena masih ada undecided voters pada setiap hasil survei.
Belum lama ini Indonesia Watch for Democracy (IWD) mempublikasikan hasil kajian tentang akurasi hasil survei dan quick count pada Pilkada DKI putaran pertama (27/2). Hasilnya, LSI Denny JA termasuk yang terburuk.
“Tidak hanya akurasinya terendah, LSI Denny JA juga salah memprediksi pemenang,” ungkap Direktur Eksekutif IWD Endang Tirtana, Jumat (14/4/2017).
LSI Denny JA memprediksi pasangan Agus-Sylvi menang dan lolos ke putaran kedua.
IWD mengingatkan kepada publik untuk berhati-hati dalam membaca hasil survei elektabilitas.
“IWD melihat lembaga survei juga bekerja sebagai konsultan salah satu kandidat, padahal seharusnya dipisahkan dengan fungsi sebagai kegiatan penelitian ilmiah,” pesan Endang.
Sebagai catatan, pasangan calon Anies-Sandi mengakui Polmark pimpinan Eep Saefullah Fatah sebagai konsultan yang disewanya. Belakangan video Eep yang dituding menyerukan politisasi masjid viral di media sosial, meskipun dibantah pihak Eep sebagai video editan.
Lebih jauh IWD mendesak transparansi dan akuntabilitas lembaga survei, dalam hal pendanaan maupun metodologi riset. “Publik harus dilindungi dari efek destruktif lembaga survei,alih-alihmemberi panduan yang rasional dan meningkatkan kualitas demokrasi,” pungkas Endang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.