Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PPP Romy dan Djan Faridz Bersatu Tolak Dukung Ahok-Djarot

Sejumlah pengurus DPP, DPW dan DPC PPP se-DKI Jakarta dari kubu M Romahurmuzy dan Djan Faridz bersatu menolak keputusan mendukung Ahok-Djarot.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in PPP Romy dan Djan Faridz Bersatu Tolak Dukung Ahok-Djarot
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Pengurus PPP yang mendukung Anies-Sandi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengurus DPP, DPW dan DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) se-DKI Jakarta dari kubu M Romahurmuzy dan Djan Faridz bersatu menolak keputusan kedua ketua umum partai dalam pemberian dukungan cagub Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat untuk Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Mereka sepakat memilih cagub muslim, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Kesepakatan ini disampaikan dalam pertemuan para senior, pengurus DPP, DPW dan DPC PPP dari kubu Romy dan Djan Faridz di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (14/4/2017) siang.

Senior sekaligus anggota Majelis Tinggi PPP kubu Romy menyampaikan, penolakan pemberian dukungan kepada Ahok-Djarot yang telah diambil oleh ketua umum Romy dan Djan Faridz ini karena bertentangan dan menyalahi azas partai Islam dan enam prinsip partai.

"Dalam konteks pilkada ini, maka kebijakan partai adalah salah. Karena itu tidak benar, kami ingin meluruskan kepada pendukung PPP dan masyarakat luas. Karena partai ini azasnya Islam, maka siapapun yang dipilih harus muslim. Jadi, PPP seharusnya menetapkan dan memilih calon pemimpin sesuai dengan agamanya. Kalau ketuanya Islam, yah pilih pemimpin yang Islam," ujar Bachtiar Chamsyah.

Bachtiar menegaskan, kesepakatan forum ini bukan berarti pengurus PPP bersifat SARA dan tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

"Kami menegaskan, bahwa kami sangat cinta dengan Indonesia, kami sepakat dengan Bhinneka Tunggal Ika, dan kami sepakat dengan keutuhan NKRI dalam konteks bernegara. Tapi, dalam konteks pilihan politik, kami tetap mengacu pada azas partai," ujar mantan Menteri Sosial era Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden SBY tersebut.

Berita Rekomendasi

Pengurus PPP kubu Romy dan Djan Faridz yang hadir dalam pertemuan dan kesepakatan ini di antaranya, Bachtiar Chamsyah, Yudo Paripurno, Zarkasih Nur, Aisyah Amini, Anwar Sanusi, Abraham Lunggana, Syukri Fadholi, Mardiono, Habil Marati, Ubaidilah Murod, dan Mudrick Sangidu.

Abraham Lunggana alias Haji Lulung yang baru dipecat dari posisi Ketua DPW PPP DKI Jakarta kubu Djan Faridz karena mendukung cagub Anies-Sandi menyatakan tak menyesali keputusannya.

Ia mengaku tidak menjalankan keputusan DPP pimpinan Djan Faridz untuk mendukung Ahok-Djarot karena keputusan itu bertentangan dengan azaz dan AD/ART partai.

"Karena kami tidak boleh mendukung calon yang tidak seiman dengan kami, karena itu adalah aturan yang telah ditentukan oleh AD/ART," kata Lulung.

"Kita harus memilih calon pemimpin yang seiman dengan kita," sambungnya.

Lulung menambahkan, dia menyesali ketidakhadiran Ketua DPW PPP DKI Jakarta kubu Romy, Abdul Aziz.

Wakil Ketua DPW PPP DKI Jakarta kubu Romy, Mardiono menyatakan, partainya akan mendapat sanksi sosial dari konstituen jika tetap mendukung cagub-cawagub Ahok-Djarot.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas