Anggota Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih Sampai Harus Mencopet Demi Bertahan Hidup
ubagus Hasanuddin meminta perhatian lebih dari Pemerintah Provinsi Jakarta untuk seniman-seniman di Ibu Kota.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Yayasan Kelompok Sandiwara Sunda Miss Tjitjih, Mayjen purnawirawan TNI, Tubagus (TB) Hasanuddin meminta perhatian lebih dari Pemerintah Provinsi Jakarta untuk seniman-seniman di Ibu Kota.
Hal itu dikatakan saat menyampaikan sambutan di Taman Ismail Marzuki dalam rangka perayaan ulang tahun kelompok sandiwara Miss Tjitjih ke-89, Rabu (26/4/2017) malam.
Dikatakan, meski sudah berumur cukup tua, kondisi organisasi kelompok sandiwara Miss Tjitjih cukup memprihatinkan saat dirinya mulai memimpin tahun 2000.
"Istilahnya mati segan hidup tak mau, kondisi seniman saat itu hingga saat ini belum dihargai. Biasanya kami pentas hari Jumat lalu dapat fee untuk makan mereka hari Sabtu," ujarnya.
"Selain itu saya persilakan mereka untuk mencari penghidupan sendiri. Bahkan sampai ada yang menjadi pencopet, saya bilang tidak apa-apa asal tidak ketahuan," jelasnya.
Ia mengaku tidak bisa menyalahkan anggotanya yang menjadi pencopet lantaran penghargaan terhadap kesejahteraan seniman belum terlalu diperhatikan.
Dalam acara yang dihadiri pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta dan Kementerian Pariwisata RI, Tubagus Hasnuddin meminta agar bantuan anggaran daerah untuk seniman ibukota jangan dihentikan.
"Siapapun presiden dan gubernurnya saya minta kehidupan seniman lebih diperhatikan. Anggaran daerah juga jangan dihentikan, tahun 2017 ini kami kesulitan karena bantuan untuk kami nol sama sekali," harapnya.
Kelompok sandiwara ini sudah bertahan tiga generasi. Tubagus Hasanuddin menegaskan, kelompok kesenian ini akan terus berkarya untuk Indonesia.