'Simpang Susun Semanggi: Jembatan Paling Sulit yang Kami Bangun'
Karya monumental ini adalah Simpang Susun Semanggi yang membentuk lingkaran, memutari Simpang Semanggi yang dibangun Presiden Soekarno
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Hendra Gunawan
Melengkung 100 Persen
Saat ditanya apa tantangan terbesar dalam melaksanakan proyek ini, Ketut Pasek mengatakan bahwa ini adalah jembatan melengkung 100 persen. Sehingga box grider yang dipasang satu persatu hingga menyatu menjadi jembatan, harus didesain satu persatu.
"Ini jembatan paling susah yang kami bangun karena bentuknya melengkung seluruhnya. Dari seluruh box girder, tidak ada yang sama. Jadi harus dicetak satu persatu karena bentuknya melengkung," lanjut Ketut Pasek.
Ketut Pasek juga mengatakan,bahwa pembangunan simpang susun ini dilakukan di atas jembatan Semanggi dan di atas jalan Tol Dalam Kota. "Kendala terberat saat proses pembangunan yakni bagaimana tidak membuat macet jalan Jend Sudirman dan Jl Gatot Subroto yang tak lain jalan protokol Ibukota," jelas Ketut Pasek.
Pembangunan jembatan ini juga menggunakan teknologi kabel strand. Yakni box grider dipasang satu persatu kemudian ditarik dan diikat dengan kabel baja strand. "Setiap box grider dirangkai dengan 20-38 kabel strand. Cara memasangnya juga harus satu persatu secara seimbang kiri-kanan. Setiap box grider yang dipasang, diikat dengan kabel strand," jelas Ketut Pasek.
Soekarno-Jokowi
Pembangunan Jembatan Semanggi diprakarsai oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961. Jembatan ini dinamai Semanggi karena bentuknya mirip dengan daun Semanggi.Semanggi itu sebenarnya nama tumbuhan bernama latin marsilea mutica.
"Jembatan Semanggi ini dibangun Presiden Soekarno, dikembangkan Presiden Soeharto dengan jalan tol dan disempurnakan Presiden Joko Widodo," ujar Ketut Pasek.
Ketut Pasek juga tak lupa menyebut nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang terlibat aktif membangun Simpang Susun Semanggi ini.
Duhulunya, kawasan tempat dibangunnya jembatan Semanggi itu berupa rawa-rawa dan banyak tumbuh tanaman Semanggi. Dalam satu kesempatan, Bung Karno sendiri pernah mengemukakan filosofi daun Semanggi. Filosofi yang dimaksud adalah simbol persatuan.
Pada masa awal pembangunannya, banyak pihak yang memprotes, karena dianggap sebagai proyek yang menghambur uang negara. Padahal, masih banyak rakyat yang menderita, karena kemiskinan. Namun, Bung Sukarno melihat jauh ke depan dan untuk kepentingan yang lebih besar.
Sebenarnya, ide awal Bung Karno adalah membangun sebuah stadion olahraga megah di kawasan Senayan. Saat ide itu akan digulirkan, Soekarno menggelar rapat kabinet.
Di sanalah, Ir Sutami, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum (PU), mengusulkan agar dibangun jembatan untuk mengatasi kemungkinan munculnya persoalan kemacetan lalu lintas.
Karena di situ merupakan titik pertemuan jalan besar, antara Jalan Gatot Soebroto dengan Jalan Sudirman.Akhirnya, diputuskan oleh Bung Karno agar pembangunan Jembatan Semanggi dijadikan satu paket dengan pembangunan Gelora Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), Hotel Indonesia, dan lain-lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.