Djarot Harap Warga Tanam Alpukat Cipedak Lantaran Bernilai Jual Tinggi
Ia menyebut buah yang memiliki rasa tawar itu juga bernilai sangat tinggi jika diperjualbelikan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai melepas Kontingen Pekan Nasional (PENAS) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke-XV di Nangroe Aceh Darussalam, Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menjelaskan bahwa buah alpukat cipedak bisa dibudidayakan di Jakarta.
Ia menyebut buah yang memiliki rasa tawar itu juga bernilai sangat tinggi jika diperjualbelikan.
"Di Jakarta ada alpukat cipedak, alpukat Cipedak kan bisa dikembangkan, dan alpukat mempunya nilai jual yang sangat tinggi," ujar Djarot, saat ditemui di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2017).
Menurut mantan Wali Kota Blitar itu, seharusnya tiap rumah di ibukota memiliki tanaman tersebut.
"Itu harus (dibudidayakan), kalau bisa setiap rumah punya, saya pernah dikasih bibitnya," kata Djarot.
Djarot menambahkan, alpukat cipedak juga punya keunikan tersendiri.
Keunikan tersebut terletak pada daunnya yang tidak disukai ulat.
Padahal biasanya, kata Djarot, tanaman alpukat itu selalu dihuni ulat-ulat berukuran besar.
"Katanya alpukat cipedak ini daunnya tidak akan dimakan ulat, kan kelemahan alpukat itu ada ulat yang gede-gede itu loh, katanya ini tidak," kata Djarot.
Oleh karena itu, pria asli Jawa Timur itu menegaskan bahwa jika seluruh warga DKI memiliki lahan untuk menanam buah tersebut di rumahnya, makan pemasukan akan bertambah.
Djarot pun memastikan hal tersebut juga merupakan tugas kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
"Artinya apa? artinya ini bisa dikembangkan, kalau misalnya setiap lahan punya alpukat cipedak, maka ini bisa menambah income, ini tugas KTNA dan kita," kata Djarot.