Kalapas Dicopot Napi dan Tahanan Sepakat Perbaiki Fasilitas yang Rusak akibat Kerusuhan
Kepala Rutan Kelas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Teguh Triahatmanto, dicopot dari jabatannya menyusul kaburnya empat ratusan napi dan tahanan.
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Kepala Rutan Kelas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Teguh Triahatmanto, dicopot dari jabatannya menyusul kaburnya empat ratusan napi dan tahanan.
Pencopotan jabatan kepala rutan ini menjadi satu dari empat kesepakatan hasil mediasi antara perwakilan penghuni rutan dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM I Wayan Kusmianta Dusak, serta beberapa pihak, Sabtu kemarin.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau, Kombes Guntur Aryo Tejo, saat dihubungi Tribunnews.
"Akan dilaksanakan pergantian petugas jaga dan Karutan," ujar Guntur.
Guntur menjelaskan, kesepakatan lainnya yakni napi dan tahanan sepakat melakukan pembersihan dan perbaikan fasilitas yang rusak akibat kerusuhan, dan dilakukannya perbaikan dan memfungsikan kembali ruang makan dan dapur.
Pihak Ditjen Pemasyarakatan juga menyatakan mengakomodir semua tuntutan penghuni rutan.
"Seperti keluhan minimnya fasilitas air dan listrik akan ditindaklanjuti," jelasnya.
Selain Dirjen PAS dan perwakilan penghuni rutan, turut hadir dalam mediasi yakni, Direktur Kamtib Kota Pekanbaru, Kepala Kanwil Kemenkumham Provinsi Riau, Direktur Shabara Polda Riau, Kepala Satuan Brimob Polda Riau, Kepala Polres Kota Pekanbaru, dan Komandan Kodim 313 Pekanbaru.
Setelah dicapai kesepakatan dari mediasi tersebut, beberapa napi dan tahanan bersama petugas bahu-membahu melakukan pembersihan dan perbaikan sejumlah fasilitas rutan yang rusak akibat kerusuhan Jumat lalu.
Sebagian besar napi dan tahanan lainnya yang sebelumnya berkeliaran di lapangan di dalam rutan juga bersedia kembali ke blok masing-masing.
"Anggota kepolisian, TNI dan Satpol PP masih melakukan penjagaan di sekitar rutan. Bahkan, kami mendirikan tenda untuk bermalam. Tim yang melakukan pengejaran juga masih terus melakukan pencarian sisa napi yang masih kabur," tukasnya.
Diberitakan, kerusuhan disertai bentrok fisik terjadi di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, terjadi pada Jumat siang, 5 Mei 2017, menjelang para penghuni dikeluarkan dari sel untuk pelaksanaan Salat Jumat.
Pembakaran dan perusakan fasilitas rutan dilakukan para napi dan tahanan.
Minimnya petugas sipir yang berjaga membuat aksi kerusuhan tersebut dimanfaatkan ratusan napi dan tahanan untuk melarikan diri dari rutan.
Saat kejadian, rutan yang berkapasitas 350 orang justru dihuni 1.870 napi dan tahanan. Sementara, sipir yang berjaga hanya enam orang.
Penyebab kerusuhan dipicu oleh akumulasi sejumlah hal. Di antaranya kelebihan kapasitas penghuni rutan di kamar sel, minimnya fasilitas air dan listrik, dugaan adanya pungli dari petugas untuk fasilitas menelepon keluarga, serta adanya perlakuan tidak mengenakkan dan diskriminatif dari petugas rutan. (Abdul Qodir)