Semua Manusia Akan Mati, Alasan Fauzi Bakar Rumahnya di Jakarta Selatan
Tak lama kemudian, sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran datang. Api pun berhasil dipadamkan sekira pukul 12.15 WIB,
Editor: Hasanudin Aco
Saat diintrograsi polisi, awalnya Fauzi hanya bilang sebelumnya ia memasak kemudian ia pergi ke warung. Ia mengaku tak tahu apa penyebab kebakaran.
Namun dengan tenang polisi kembali bertanya kepada Fauzi. Dan jawaban Fauzi sungguh mengejutkan.
Fauzi bilang bahwa semua manusia akan mati, maka ia membakar rumahnya.
"Dia akhirnya mengaku bahwa dia yang bakar rumahnya. Memang, sebelumnya keluarganya juga sudah pada curiga," kata Suzana.
Gangguan mental
Di lingkungan perkampungan, Fauzi dikenal sebagai pria kemayu. Ia tidak menikah hingga usia 45 tahun.
Suzana bilang, sikap Fauzi mulai aneh ketika ibu kandungnya meninggal sekitar tiga tahun silam.
"Dulu dia normal. Bahkan sempat membuka usaha laundry. Tapi belakangan sikapnya aneh. Dia suka ngamuk-ngamuk tanpa alasan sejak ibunya meninggal. Dia pernah sekilas bilang sama saya, 'hidup ini berat ya, bu'," terangnya.
Pernah suatu ketika Fauzi ngamuk. Suzana kemudian menyerahkan Fauzi ke Dinas Sosial Kecamatan. Fauzi bahkan sempat mondok sebulan di Panti Sosial Kedoya selama satu bulan.
"Setelah sebulan di sana dia normal lagi bahkan sempat bekerja di sebuah perusahaan travel. Tapi kemudian keluar lagi dan menganggur."
Dari sisi ekonomi, Suzana bilang keluarga besar Fauzi hidup dalam bayang-bayang kemiskinan. Para saudara Fauzi hanya bekerja sebagai buruh cuci. Suzana pun prihatin dengan kondisi keluarga besar Fauzi yang tak lagi punya tempat tinggal.
"Tiga rumah milik keluarga besar itu hangus. Ada 4 kepala keluarga atau 11 jiwa yang kini mengungsi di mushola. Baju, ijasah dan barang-barang tidak ada yang bisa diselamatkan dari kebakaran itu," Suzana menambahkan.
Untuk keperluan makan satu keluarga itu, Suzana bilang pihaknya mengandalkan bantuan dari pihak Kelurahan Kalibata dan patungan warga secara swadaya.
"Untuk pembangunan rumahnya, saya sudah usulkan ke Pak Lurah agar dimasukkan program bedah rumah Pemprov DKI. Karena mereka benar-benar dari keluarga kurang mampu dan tidak mungkin membangun rumah dengan biaya sendiri."