Hasil Survei Sebut 72,5 Persen Publik Tak Nyaman Polarisasi Masyarakat Usai Pilkada DKI
"Polarisasi itu dinilai sudah melampaui persoalan pilkada dan potensial melonggarkan kebersamaan sebagai satu bangsa,"
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei soal kekhawatiran publik dengan polarisasi yang masih terjadi pasca Pilkada DKI Jakarta.
Pilkada DKI Jakarta yang menjadi perhatian seluruh warga Indonesia, melahirkan sejumlah sentimen.
Ardian Sopa peneliti LSI menyatakan, mayoritas publik Indonesia, sebanyak 72,5 persen tak nyaman dengan berlanjutnya polarisasi masyarakat pro dan kontra usai Pilkada DKI.
"Polarisasi itu dinilai sudah melampaui persoalan Pilkada dan potensial melonggarkan kebersamaan sebagai satu bangsa," kata Ardian saat merilis survei dengan tema 'Mempertegas dan memperbaharui demokrasi pancasila?' di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/5/2017).
Sementara 75 persen rakyat menginginkan pemerintah beserta penentu kecenderungan masyarakat, menegaskan kembali komitmen menjadikan demokrasi Pancasila sebagai perekat.
"Namun demokrasi pancasila yang dimaksud bukan pola kenegaraan era Orde Baru dan bukan sistem sebelum amandemen UUD 45," kata Ardian.
Berlarutnya kontroversi Pilkada Jakarta, hingga lahirnya gerakan lilin dan pro kontra juga membuat kekhawatiran.
Hasil survei LSI menyebutkan, sebesar 72,5 persen merasa tak nyaman.
Mayoritas itu berpandangan polarisasi itu tak lagi sehat.
Hanya sebesar 8,7 persen menyatakan polarisasi yang ada tidak mengkhawatirkan.
Sisanya 18,8 rahasia dan tak jawab.
"Mayoritas publik ingin pemerintah dan penentu kecenderungan untuk lebih membuat upaya ekstra merekatkan masyarakat. Tapi sistem kenegaraan apa yang dipilih yang bisa merekatkan kembali masyarakat?" Kata Ardian.
Ardian menjelaskan, survei nasional ini dibuat khusus untuk membaca situasi nasional usai Pilkada DKI Jakarta.
Responden sebanyak 1200 dipilih berdasarkan multi stage random sampling.
Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 propinsi dari tanggal 5 sampai 10 mei 2017.
Survei ini dibiayai sendiri sebagai bagian layanan publik LSI Denny JA.
Margin of error plus minus 2,9 persen.
Survei dilengkapi dengan riset kualitatif seperti FGD, media analisis, dan depth interview narasumber.