Kapten Membentuk Lima Tim untuk Beraksi Merampok Davidson
Polisi berhasil menangkap Safril. Tapi, harus ditembak mati karena melakukan perlawanan terhadap aparat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komplotan perampok yang menembak mati Davidson Tantono (31) dibagi menjadi lima tim.
Safril alias kapten yang membagi tugas dan peran untuk melancarkan aksi kejahatan jalanan tersebut.
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menerangkan, terdapat satu tim yang diberi nama 'Tim Baret'. Peran paling penting dalam perampokan terhadap Davidson.
Tim Baret diemban langsung oleh sang kapten, Safril.
"Tim Baret bertugas untuk melakukan eksekusi apabila korban melakukan perlawanan. Ini dilakukan SFL," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (21/6/2017).
Polisi berhasil menangkap Safril. Tapi, harus ditembak mati karena melakukan perlawanan terhadap aparat.
Ia berusaha merebut senjata aparat, saat disuruh menunjukan tempat penyimpanan senjata api di Sidoarjo.
Kemudian, ucap Iriawan, ada 'Tim Pilot'. Tim itu bertugas untuk mengendarai motor. Untuk memboncengi sang eksekutor. Peran diemban IR.
"Lalu ada Tim Pilot yang membawa pelaku eksekutor melakukan kegiatan. Ini sudah kami tangkap juga," katanya.
Iriawan melanjutkan pelaku dari kawanan ini juga ada yang berperan sebagai mata-mata yang mengintai calon korban yang melakukan transaksi di bank, yakni DTK dan IR, "Kemudian tim gambar juga demikian masuk ke bank menggambar situasi," kata dia.
Setelah target sudah ditentukan, pelaku yang berperan sebagai mata-mata ini berkoordinasi dengan tim lain yang bertugas sebagai penggembos ban, yakni TP, "Jadi pelaku bekerjasama, di mana ada yang menggambar, korban atau target di bank. Target tersebut diamat-amati dan diikuti," ujar Iriawan.
TP yang berperan sebagai penggembos ban ini masuk dalam Tim Cucuk. Tim ini, kata dia, sudah berjaga-jaga ketika Davidson telah meninggalkan bank dengan mengendarai mobil, "Kemudian ada tim cucuk, yaitu tim penggembos ban dengan cara pakai payung ditajamkan kemudian sendal jepit ditaruh di ban kemudian digembos," katanya.
Iriawan mengatakan, tim terakhir adalah Tim Penghambat. M dan NZR yang masuk dalam Tim Penghambat.
Jika pelaku dikejar warga atau polisi usai melakukan aksi perampokan. Tim ini, lanjutnya menggunakan mobil untuk menghadang apabila ada pengejaran.