Beli Tiket Palsu, Pemudik Batal Pulang Kampung Naik Kereta
Masyarakat disarankan tidak membeli tiket di tempat yang tidak resmi seperti di pinggir jalan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan 12 pemudik yang menggunakan jasa kereta api harus memupuskan rencananya pulang ke kampung halaman.
Pasalnya, tiket jurusan Stasiun Senen-Kutajaya Utara, yang mereka beli ternyata palsu.
Tiket mereka diketahui palsu pada 05.25 WIB, Jumat (23/6/2017). Tercatat sebanyak 9 tiket diperiksa petugas ternyata palsu. Sementara 3 tiket pada jadwal keberangkatan pukul 23.20 WIB.
Direktur PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) Edi Sukmoro menghimbau untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat disarankan tidak membeli di tempat yang tidak resmi seperti di pinggir jalan.
"Penumpang kemarin ya pulang. Karena dia tidak tahu beli di siapa. Jadi saya anjurkan jangan beli di tempat tidak resmi. Ya itu yang jual di jalan-jalan," ucap Edi Sukmoro saat ditemui di kediaman menteri BUMN, Jakarta Pusat, Senin (25/6/2017).
Tiket palsu tersebut terdeteksi saat penumpang melakukan boarding. Ketika memindai (scane) tiket, alat pindai (scaner) tidak bisa menerima data.
Saat dilihat petugas tiket tersebut ternyata memiliki cetakan yang berbeda dengan tiket asli.
"Dia tidak bisa boarding karena pakai scanner tidak bisa kebaca. Lalu diperiksa, ternyata beda. Jadi, jangan coba-coba lah," tandas direktur KAI.
Adapun ciri yang menandakan kalau tiket palsu tersebut palsu adalah kertas yang digunakan di mana tiket palsu hanya menggunakan kertas hvs bukan standar kertas yang biasa digunakan PT KAI.
Kemudian perbedaan pada font huruf dan latar kertas. Pada tiket palsu background tiket polos, seharusnya terdapat tulisan Kereta Api Indonesia.
Kemudian, watermark PT KAI di tiket palsu tidak sesuai dengan logo PT KAI, serta tampilan barcode yang sangat berbeda dari ciri khas PT KAI.