Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Ridwansyah, Pria Perkasa Pengaduk Dodol Betawi

Pekerjaan mengaduk dodol dia mulai pukul 07.00 WIB. Tenaganya terus terkuras hingga 9 jam kemudian atau sekitar pukul 16.00.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cerita Ridwansyah, Pria Perkasa Pengaduk Dodol Betawi
TRIBUNNEWS/RINA AYU PANCA RINI
Ridwansyah (berkaus merah), pria pengaduk dodol saat pemamerkan kepiawaiannya mengaduk adonan dodol betawi di arena Jakarta Fair Kemayoran, Kamis (6/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Namanya Ridwansyah. Pria muda berusia 20 tahun ini sehari-hari berkutat bersama kencen (sejenis kuali), serta api, ketat, kelapa dan gula.

Penampilan fisiknya tak besar,  tak pula gemuk, malah cenderung kurus. Namun dengan deskripsi perawakannya yang seperti itu dia mampu mengaduk 35 sampai 40 kg adonan dodol Betawi.

Baginya, merupakan kesenangan tersendiri bisa melestarikan makanan tradisional Betawi lewat profesi pengaduk adonan dodol.

“Kalau bukan kita, siapa lagi,” ujarnya sembari tertawa.

Pekerjaan mengaduk dodol dia mulai pukul 07.00 WIB. Tenaganya terus terkuras hingga 9 jam kemudian atau sekitar pukul 16.00.

Di wadah kenceng atau sejenis kuali besar ini, tertuang ketan hitam atau ketan putih sebanyak 12 liter bersama santan dari 33 butir kelapa, dan gula. Totalnya mencapai 40 kg.

Berita Rekomendasi

Lelaki asli Betawi ini berkisah, di masa lalu ada sejumlah pantangan dalam mengaduk dodol. Misalnya, setiap bekerja mengaduk dodol, pengaduk dilarang sambil ngobrol atau berbicara kasar, khawatir adonan dodolnya tidak jadi. 

“Sekarang ya boleh. Tapi dulu benar saja, ngobrol kan membuat hilang konsentrasi,” kata Ridwansyah.

Dia terhitung baru satu tahun bekerja jadi pekerja aduk dodol. Sebelumnya dia bekerja di pabrik.

Saat ditemui di area Jakarta Fair Kemayoran, pada Kamis (6/7/2017), sekira pukul 17.30, banyak pengunjung yang meminta fotonya mengaduk dodol di wadah kenceng.

Ridwan juga bercerita, pembuatan adonan dodol untuk adukan awal atau disebut adonan dodol kebanyakan didominasi kaum perempuan.

Saat adonan dodol mulai matang, laki-laki lah yang melanjutkan karena beban dodol makin berat. Namun sekarang, dari awal pembuatan dodol semuanya laki-laki, tidak ada perempuan.

“Malu mungkin, kalau disebut kerja aduk dodol.” ujarnya. Terkadang ia mengaku lelah saat mengaduk dodol, apalagi pertama bekerja, capek wajar.

Saat ditanya keinginannya apa, ia mengatakan dodol bisa sampai ke luar negeri, Ridwansyah pun mengamini, pekerja aduk dodolnya bisa ikut ke luar negeri.

“Semoga tahun depan dodol asli Betawi bisa ke luar negeri,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas