Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Sambil Antar Nenek ke Pasar

Pelaku pengibar bendera ISIS di kantor polisi, GOH (20), telah berbaiat kepada ISIS.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Survei Sambil Antar Nenek ke Pasar
Polri/Polri
Bendera ISIS di pagar depan Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/7/2017) lalu. Tak hanya memasang bendera, ISIS Meninggalkan Pesan Ancaman. (Dok.Polri) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pelaku pengibar bendera ISIS di kantor polisi, GOH (20), telah berbaiat kepada ISIS. Dia membaiat dirinya sendiri setelah membaca teks yang didapatkan dari grup percakapan di layanan perpesanan Telegram.

Ikrar setia kepada ISIS itu diucapkan GOH pertengahan 2017. Namun, dia telah mempelajari paham radikal mapun doktrin negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak 2015.

Materi-materi tentang ISIS juga diperoleh dari grup percakapan di Telegram seperti Manjanik, Ghuroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, GOH juga mempelajari buku yang ditulis oleh pimpinan Jamaah Ansharut Khilafah Daulah (JAD) Nusantara, Aman Abdurrahman alias Oman.

JAD merupakan organisasi yang berafiliasi dengan ISIS.GOH juga menggembleng dirinya sendiri melalui serangkaian latihan fisik di antaranya lari, sit up, push up, dan back up. Dia juga berlatih memanah.
Latihan-latihan itu, agar dirinya siap untuk melakukan jihad.GOH kemudian memiliki ide memasang bendera ISIS di Markas Polsektro Kebayoran Baru.
Kantor polisi ini terletak di tepi jalan satu arah yang menghubungkan wilayah Pondok Pinang dan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Rikwanto menerangkan, sebelum memasang bendera ISIS, pelaku lebih dulu memantau aktivitas di Mapolsek Kebayoran Lama. Pemantauan dilakukan Minggu (2/7) atau sehari sebelum ia memasang bendera ISIS di pagar Mapolsek Kebayoran Baru.

Pemantauan dilakukan GOH sembari mengantar neneknya ke pasar menggunakan motor jenis matik warna hitam.

Berita Rekomendasi

"Kemudian, pada tanggal 3 Juli 2017, sekitar pukul 03.00 WIB, setelah dirasa sepi dan aman, yang bersangkutan memasang sendiri bendera ISIS di pagar Mapolsek Kebayoran Lama dan meletakkan surat ancaman yang sudah dibuat di rumah," papar Rikwanto, Minggu (9/7/2017).

"Pembuatan surat ancaman itu terinspirasi dari buku karangan Oman Abdurrahman tersebut," imbuhnya.

Rikwanto juga mengatakan, GOH mengaku bahwa motifnya memasang bendera ISIS di pagar Mapolsektro Kebayoran Lama adalah memberi peringatan kepada aparat. Peringatan yang hendak disampaikan adalah ISIS akan menguasai dunia.

"Memberi peringatan kepada seluruh aparat mengenai haramnya hukum demokrasi dan mengingatkan kepada seluruh aparat bahwa ISIS akan berkuasa di dunia dan mendirikan khilafah," papar Rikwanto.

GOH ditangkap polisi pada Jumat (7/7/2017) di dekat rumahnya di Pondok Pinang atau sekitar 4 km di selatan Mapolsektro Kebayoran Lama.

Hingga kemarin, GOH masih menjalani pemeriksaan. Polisi belum membeberkan sangkaan dan pasal yang digunakan untuk menjerat GOH.

Diberitakan, selembar bendera ISIS terpasang di pagar Mapolsektro Kebayoran Lama, Senin (3/7) dini hari. Keberadaan bendera warna hitam itu diketahui oleh petugas piket yang curiga karena mendengar suara motor di pagar mapolsek.

Ketika petugas piket memeriksa pagar, mereka menemukan bendera ISIS tersebut.
Selain menemukan bendera ISIS, polisi juga menemukan surat ancaman dalam sebuah botol. Surat tersebut berisi ancaman bahaw Jakarta akan dijadikan seperti Marawi, Filipina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas