Saat Pejalan Kaki Ajari Pengendara Sepeda Motor Tentang Fungsi Trotoar
"Kita kasih pelajaran, ini kan kita rekam semuanya, nanti video sama fotonya kita unggah ke Facebook, ke Instagram, biar lihat semua," katanya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Laju sepeda motor Honda Revo bernomor polisi G 5651 KU di trotoar Jalan Casablanca, tepatnya di depan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, tiba-tiba saja terhenti.
Laki-laki paruh baya yang mengemudikan kendaraan tersebut mendapati ada sejumlah aktivis Koalisi Pejalan Kaki (KPK) yang menghalangi jalur.
Para aktivis tersebut berdiri di gerbang masuk TPU sebelah barat, tepatnya di dekat pembatas jalan yang terbuat dari beton, yang sedianya berfungsi menghalangi kendaraan apapun melintas.
Mereka yang membawa sejumlah karton bertuliskan pesan kepada para pengendara sepeda motor, menghalangi sela-sela pembatas yang biasa dimanfaatkan pengendara untuk melintas.
Menyadari apa yang terjadi, sang pengemudi kemudian tersenyum, senyumannya itu tampak karena helm 'full face' yang ia kenakan, tidak memiliki kaca. Sementara perempuan yang memboncengnya, tidak mengenakan helm.
Perempuan tersebut hanya menutup wajahnya dengan kain yang menyerupai saputangan, seolah malu, sembari memalingkan wajah dari para aktivis.
Perempuan itu kemudian memberikan arahan kepada sang pengemudi, untuk keluar dari trotoar dengan cara meng'hajar' separator jalan, sehingga kendaran bisa masuk ke Jalan Casablanca, dan urusan mereka dengan para aktivis pun berakhir.
Melihat peristiwa itu, sejumlah pengemudi yang mengantri di belakang sepeda motor Honda Revo itu pun memilih untuk langsung pergi dari trotoar.
Sebagian ada yang mengikuti memilihh untuk meng'hajar'separator, dan sebagian lagi memilih untuk kembali ke jalan raya melalui celah beton yang terdapat di ujung Jalan Achmad Bakrie.
Reaksi laki-laki paruh baya itu masih relatif ramah. Beberapa saat sebelum sang pengemudi Honda Revo tiba, para aktivis terpaksa menerima intimidasi dari seorang pengendara sepedamotor matic. Hal itu bermula saat laki-laki yang mengemudikan sepedamotor, terkejut mendapati sejumlah aktivis di ujung trotoar.
Para aktivis yang berdiri menghalangi jalur sang pengendara keluar dari trotoar, tidak menghalangi niat laki-laki itu untuk melintas. Dengan pernyataan intimidatif yang dilontarkan kepada para aktivis, sembari terus mendorong mereka dengan sepedamotornya.
Laki-laki yang memboncengi seorang perempuan itu berhasil lolos, melewati barikade anggota Koalisi Pejalan Kaki. Ia kemudian belok ke arah kuburan, sembari berteriak-teriak "Istri Saya Ini Sakit," kemudian melaju ke arah belakang kuburan dengan kecepatan tinggi.
Peristiwa tersebut terjadi sore tadi, Jumat (21/7/2017). Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred, kepada Tribunnews di lokasi aksi, mengatakan kelompoknya itu setiap Jumat akan menggelar aksi, untuk memberikan pelajaran kepada para pengendara sepedamotor yang tidak tahu aturan.
"Kita kasih pelajaran, ini kan kita rekam semuanya, nanti video sama fotonya kita unggah ke Facebook, ke Instagram, biar lihat semua," katanya.
Alfred meyakini para pengendara sepedamotor yang nekad masuk ke trotoar paham akan aturan dan peruntukan trotoar.
"Sampai mereka berani melanggar aturan, hal itu antara lain dikarenakan kurangnya etika berkendara, sehingga ketika mendapati kemacetan mereka memilih mengambil hak pejalan kaki, dengan melintasi trotoar."
Dengan mempublikasikan aksi mereka hari ini ke media sosail, yakni laman Koalisi Pejalan Kaki di Facebook, akun Twitter @trotoarian dan akun Instagram Koalisi Pejalan Kaki, diharapkan selain masyarakat luas bisa menyaksikan wajah-wajah para pelaku pelanggaran, masyarkat juga bisa teredukasi untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
Rencanannya, setiap hari Jumat, Koalisi Pejalan Kaki akan menggelar aksi serupa. Di mana aksi tersebut digelar, Alfred menyebut hal itu tergantung dari laporan yang paling banyak diterima dari masyarakat, melalui akun-akun medsos tersebut.