Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nyeruit Balak Adat Lampung yang Harus Dilestarikan

Kementerian Pemuda dan Olahraga mengapresiasi Nyeruit Balak atau makan bersama keluarga besar sebagai salah satu tradisi adat istiadat Lampung

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Nyeruit Balak Adat Lampung yang Harus Dilestarikan
ist
Ibnu Hasan di Anjungan Lampung TMII, Jakarta Timur, Sabtu (12/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga mengapresiasi Nyeruit Balak atau makan bersama keluarga besar sebagai salah satu tradisi adat istiadat Lampung Sai yang digelar oleh Keluarga Besar Masyarakat Lampung Kemala Sungkai Bungamayang di Jakarta (KSJ).

Ketua Panitia Pelaksana Halal bi Halal dan Silaturahmi KSJ Ibnu Hasan menjelaskan, Nyeruit Balak ini adalah salah satu tradisi adat di Lampung dengan menyediakan makan prasmanan lengkap beserta lauk pauk dan tak lupa sambal aneka rasa khas Lampung untuk disantap bersama.

“Makan bersama atau Nyeruit Balak ini ini adalah tradisi masyarakat Lampung yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi, keakraban dan untuk saling mengenal antar keluarga besar serta juga sebagai salah bentuk KSJ untuk melestarikan budaya sebagai bagian menjaga keutuhan bangsa,” kata Ibnu di Anjungan Lampung TMII, Jakarta Timur, Sabtu (12/8/2017).

Ibnu yang juga menjabat sebagai Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga juga tak lupa menyampaikan pesan Menteri Pemuda dan Olahraga bapak Imam Nahrawi selaku warga Lampung dengan gelar adat Raja Marga Alim.

Menpora menurutnya sangat mendukung kegiatan yang digelar KSJ sebagai salah satu cara guna mempererat Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui budaya daerah sebagai alat pemersatu.

“Bapak Menteri adalah bagian dari warga Lampung Sai. Beliau sangat mendukung sekali apapun kegiatan yang bermanfaat, terlebih lagi kegiatan untuk memperkuat kebangsaan. Beliau (Menpora) memohon maaf tidak bisa hadir karena kurang enak badan. Menjaga keutuhan bangsa dan negara dapat dimulai dari menjaga kelestarian seni dan budaya daerah, itulah pesan pak Menteri,” kata Ibnu lebih lanjut.

Ketua Umum KSJ Kadarsyah Tarmizi menyatakan, kegiatan silaturahim dan halal bi halal ini rencananya akan dilakukan setiap tahun dengan melibatkan seluruh keluarga besar KSJ di Jabodetabek sebagai salah satu cara untuk menjaga budaya Lampung. Kedepannya Ia berharap warga Sungkai yang merantau di wilayah Jabodetabek dapat memanfaatkan KSJ untuk saling mengenal dan juga saling bantu membantu serta bahu membahu mempertahankan budaya dan adat istiadat Lampung.

Berita Rekomendasi

“Ya harapan kedepannya agar seluruh warga Sungkai yang merantau tak hanya di Jakarta tapi juga di Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang dan sekitarnya dapat menjadi bagian dari KSJ sebagai salah cara kita untuk mempertahankan adat dan bahasa Lampung Sungkai agar tidak hilang,” tuturnya.

Kadarsyah menjelaskan, berbagai kegiatan lainnya untuk melestarikan adat dan budaya Lampung juga dilakukan oleh pengurus KSJ melalui koordinator di berbagai wilayah di Jakarta dalam skala kecil diantaranya arisan keluarga, kemudian sanggar tari Lampung dan lainnya.

“Insya Allah kegiatan lainnya akan terus berlangsung dibawah koordinator masing-masing. Ini salah satu cara kami untuk melestarikan adat dan budaya Lampung melalui Kemala Sungkai Bungamayang,” ujar Kadarsyah yang juga pandai memainkan alat musik daerah Lampung.

Marga Sungkai Lampung terdiri dari 7 Kebuwayan atau keturunan besar yaitu:  Buway Indor gajah (Segajah), Buway Selembasi, Buway Perja (serja) yang ketiganya anak Putri Silimayang, Buway Harayap, Buway Liwa, Buway Dibintang, Buway Semenguk.

Selain dihadiri masyarakat KSJ di jabodetabek, halal bi halal juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina KSJ, para tetua adat yang datang dari Lampung dan sesepuh lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas