Sindikat Saracen Kerap Bajak Akun, Ditutup Satu Muncul Akun Lainnya
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut tidak mudah membekuk sindikat Saracen.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
![Sindikat Saracen Kerap Bajak Akun, Ditutup Satu Muncul Akun Lainnya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tiga-tersangka-anggota_20170827_154915.jpg)
Baca: Terpopuler Sepekan: Kisah Gaya Hidup Mewah Bos First Travel yang Merasa Tak Menipu Jemaah
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menegaskan, polisi harus memeriksa Eggi, meski yang bersangkutan menolak diminta keterangan. "Enggak boleh ada yang menolak diperiksa. Sudah tegakkan hukum, apa saja," ujar politisi asal Jawa Barat tersebut.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Oesman Sapta Odang juga meminta Kepolisian menindak tegas donatur dan anggota kelompok Saracen.
"Saya mendukung Kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini. Yang salah ya harus ditindak. Harus dicari para para donatur dan anggota kelompoknya," kata Oesman Sapta.
![JAS alias Jasriadi (32), ketua sindikat Saracen, kelompok penyebar ujaran kebencian dan hoax di media sosial, ditangkap polisi di Pekanbaru, Riau.](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jasriadi_20170825_184907.jpg)
Tak hanya itu, Ketua Umum Partai Hanura tersebut juga meminta pertanggungjawaban Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam kasus ini.
"Saya kembalikan kepada Menkominfo. Kita tunggu. Tugas Menkominfo harus segera selesaikan ini," kata Oesman Sapta yang juga merupakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu.
Menkeu Sindir Hoaks
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut banyak masyarakat menangkap informasi yang salah yang beredar di media sosial.
Salah satunya terlihat dari pertanyaan salah satu peserta workshop nasional perempuan Partai Golkar.
Peserta tersebut meminta tanggapan Sri Mulyani terkait kabar yang beredar di media sosial, yang menyebut pertumbuhan ekonomi meningkat, namun tingkat kemiskinan juga semakin besar. Sri membantah informasi tersebut.
"Di medsos banyak sekali berita-berita tidak benar. Yang ibu dengar sekarang dengan apa yang ditulis di media bisa beda," ujar Sri Mulyani.
Justru sebut dia, data menunjukkan seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan juga semakin menurun.
"Mengatakan ekonomi tumbuh pesat, tapi kemiskinan malah naik. Itu salah besar. Golkar sebagai bagian dari pemerintah semestinya tidak mempunyai informasi salah," kata dia.
Sri mengatakan, saat ini pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi semakin baik. Begitu juga dengan upaya menekan angka kemiskinan. Caranya bisa dilakukan dengan menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak dengan pertumbuhan satu persen.
"Jadi kita tumbuh 1 persen, harus bisa kurangi kemiskinan lebih banyak," kata Sri. (sen/kps)