Dengan Wajah Dingin, Si Bungsu Sebut Mama Tewas Ditembak Ayah
Pegawai BNN, Indria Kameswari (38), tewas mengenaskan dengan luka tembak di punggung di rumah kontrakannya
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegawai BNN, Indria Kameswari (38), tewas mengenaskan dengan luka tembak di punggung di rumah kontrakannya, Perumahan River Valley, Bogor, Jawa Barat, pada Hari Raya Idul Adha, Jumat, 1 September 2017.
Pelakunya diduga kuat adalah suaminya, Mochamad Akbar (38), yang menurut tetangga kabur sesaat mayat Indria ditemukan tewas.
M, 3 tahun, menjadi saksi nyawa ibundanya itu direnggut nyawanya dengan tembakan senjata api yang ditembakkan ayahnya, Akbar.
"Pada saat menembak itu depan anak kandungnya yang masih balita. Dan begitu Indria meninggal, ditinggal begitu saja. Keluarga kami diam karena tahu Indri sebenarnya dan siapa Akbar sebenarnya sebelum menikah," kata kerabat Indria yang enggan disebutkan namanya.
Saat ini, M bersama neneknya di Ciamis. M pun masih bisa diajak komunikasi dan bercerita jika ibundanya tewas ditembak oleh ayahnya sendiri.
Kepolosan anak 3 tahun tersebut justru membuat keluarga khawatir akan psikisnya.
"M terlihat biasa aja. Dia cerita mama sudah mati didor sama Abi. Sekarang-sekarang malah bilang ibu mati ditembak Abi dengan wajah dingin," ungkapnya.
"Nanti setelah ini kemungkinan akan ada konseling untuk M. Sekarang dia sama neneknya di Ciamis dulu. Sangat disayangkan keluarga besar Akbar tidak pernah sekalipun menanyakan nasib anak kandungnya," imbuhnya.
Ia menceritakan, tetangga Indria menghubungi ibunda Indria yang berada di Ciamis dan anak pertamanya, Bibran (17) yang berada di Bekasi, sekitar pukul 09.00 WIB atau satu setengah jam setelah kejadian pukul 07.30 WIB. Saat itu, keduanya dikabari jika Indria sudah tidak bernyawa.
Bibran merupakan anak pertama Indria hasil pernikahan dengan suami sebelumnya. Sementara, M, 3 tahun, merupakan anak Indri hasil pernikahannya dengan Akbar.
Ibunda Indri terkulai lemas mendapat kabar tersebut meski dia masih tak mempercayai. Sebab, sekitar pukul 07.00 WIB, Indri sempat menghubungi ibunda jika Akbar akan menjemputnya di Cijeruk agar bisa merayakan Idul Adha bersama di rumahnya di Perumahan River Valley.
Bibran dan neneknya atau ibunda Indri mendatangi rumah Indri yang menjadi lokasi kejadian.
"Begitu kejadian, menurut keterangan tetangga serelah penembakan itu Akbar pergi naik mobil negebut. Lalu anak yang kecil, M, keluar kasih tahu ke orang warung, bilang 'mama jatuh didor sama Abi. Lalu para tetangga berdatangan," ujarnya.
Menurutnya, pada tengah malam sehari sebelum kejadian tewasnya Indria, Bibran selaku anak terbesar justru pergi meninggalkan rumah ayah dan ibunya di perumahan River Valley dan menuju rumah bibinya di Bekasi.
"Katanya disuruh. Tapi, ada hal lain juga membuat Bibran pergi ke Bekasi," ujar kerabat Indria tersebut setelah mengkonfirmasi Bibran yang tengah berada di sampingnya.
Setiba di Bogor, Bibran tak mampu menahan diri karena mengetahui ibu kandungnya tewas diduga kuat ditembak oleh bapak tirinya itu.
"Waktu Bibran ditelepon dan dikabari ibunya sudah enggak ada, dia syok. Kami antar Bibran ke sana. Sampai di sana dia ngamuk. Dia sudah tahu kalau pelakunya Abinya sendiri. Di sana Bibran teriak-teriak panggil nama Abinya," ungkapnya.
Diberitakan, Akbar selaku tersangka pembunuhan istrinya sendiri, Indria Kameswari, telah ditangkap petugas di Batam, Kepulauan Riau. Akbar dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembubuhan berencana. Kini, dia ditahan di Mapolres Bogor.
Hasil penyidikan sementara Polres Bogor, diduga motif pembunuhan yang dilakukan Akbar terhadap Indria Kesmawati adalah masalah keributan atau cekcok di dalam rumah tangga.