Pelaku Jual Mobil Pasutri Menjadi Kunci Pengungkapan Kasus Pembunuhan
Argo menyampaikan, si pembeli mengecek kelengkapan surat-surat kendaraan ke Polres Grobogan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menemukan petunjuk awal berupa mobil, sebagai kunci pengungkapan kasus pembunuhan pasangan suami istri, Zakaria Husni (58) dan Zakiya Masrur (53).
Polisi mengungkap kasus dalam rentang waktu dua hari. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, keberadaan tiga perampok disertai pembunuhan, yakni Ahmad Zulkifi, Engkus Kuswara (33), dan Sutarto (46), terlacak ketika para pelaku ingin menjual mobil Toyota Altis milik korban di Grobogan, Jawa Tengah.
"Kebetulan juga pelaku ini bisa mengambil KTP korban, STNK, dan BPKB mobil korban. Kemudian setelah sampai di Grobogan itu tersangka menawarkan kepada seseorang mobil itu," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2017).
Argo menyampaikan, si pembeli mengecek kelengkapan surat-surat kendaraan ke Polres Grobogan.
Karena dianggap lengkap, mobil yang ingin dijual itu tak dicurigai sebagai hasil curian.
"Saat dilakukan pengecekan oleh Polres ternyata surat itu sah betul suratnya," ujar Argo.
Namun, Argo menyampaikan, informasi tentang adanya perampokan di rumah bos garmen di Pengairan, nomor 21, RT 11, RW 6, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (10/9/2017) sudah lebih dulu diterima polisi.
Baca: e-KTP Rusak, Apakah Bisa Diganti Baru? Berikut Cara Mengurusnya
Kemudian, mobil korban yang awalnya ingin dijual malah menjadi petunjuk polisi untuk menangkap para pelaku.
"Jadi kita bisa mendapatkan barang bukti mobil itu. Mobil belum dibayar ya, rencananya besok mau dibayar ditawar Rp 120 juta mobil itu ya," ujar Argo.
Hingga polisi menangkap ketiga perampok perampok sadis saat karaoke di hotel kawasan Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (12/9/2017) malam.
Ahmad Zulkifli salah satu pelaku ditembak mati karena mencoba melarikan diri ketika diajak untuk pengembangan kasus.
Motif perampokan sadis itu dilakukan karena para pelaku sakit hati diperlakukan tidak baik selama menjadi karyawan korban.