Videonya Viral, Upaya Penculikan Ternyata Hoax! Murid SD 01 Tanjung Duren Hanya Berimajinasi Diculik
Oleh sebab itu, pihak sekolah akan membantu agar para siswi tersebut tidak dibullying oleh rekan-rekannya, karena ketahuan berbohong.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi SDN 01 Pagi Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (15/9/2017) pagi.
Kedatangan mereka untuk meminta keterangan pihak sekolah terkait beredarnya video pengakuan siswi yang mengaku hendak diculik.
Pertemuan yang berlangsung secara tertutup itu bertujuan utnuk meminta agar para siswi yang kedapatan berbohong, tidak mendapatkan perundungan atau bullying dari rekan-rekannya.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, pihaknya telah menggali informasi terkait video viral dugaan penculikan tersebut.
Namun, pihak Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat dan Polsek Tanjung Duren menjelaskan kejadian penculikan itu tidak ada, dan ternyata ketiga siswi yang viral di media sosial itu berbohong.
"Kami tentu tadi menggali informasi kepada pihak sekolah, sebenarnya seperti apa kejadian dari awal hingga peristiwa tadi malam, ketika sepanjang Hari Kamis ada reka ulang dan lain-lain. Secara prinsip semuanya sudah jelas, karena polisi sudah memberikan keterangan," ujar Retno usai melakukan pertemuan dengan pihak SDN 01 Pagi Tanjung Duren.
Baca: Penjual Cilok SD Tanjung Duren Mengaku Tidak Melihat Ada Upaya Penculikan Siswi
KPAI akan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk membangun sinergi, agar kasus pengakuan video siswi tersebut dijadikan pembelajaran semua pihak.
"Jadi yang penting bagi kami bagaimana situasi sekolah ini tetap kondusif, anak-anak lain tidak membully setelah peristiwa ini. Dan ini bukan sesuatu yang memalukan sekolah, tetapi ini adalah sesuatu yang menjadi pembelajaran bersama, karena penculikan anak memang marak dan itu bahaya, dan kita mesti waspada," tuturnya.
Tak hanya itu, Retno menuturkan, terkait pengakuan PI yang bohong, kepala sekolah akan mengumpulkan wali kelas untuk menyampaikan informasi perbuatan positif PI kepada anak-anak, bukan menyampaikan perbuatan negatifnya.
"Kemudian yang kedua adalah tidak akan diumumkan kepada anak-anak oleh kepala sekolah secara resmi dalam upacara, tapi dengan pendekatan guru di masing-masing kelas," ucapnya.
Retno menyebut ada poin penting terkait pengakuan video siswa tersebut, yang dapat memberikan inspirasi bagaimana menghadapi penculikan atau menghadapi orang yang tidak dikenal.
"Ananda yang berada di dalam video itu sudah memberi inspirasi sebenarnya kepada kita semua, tentang ketika menghadapi penculikan atau ketika menghadapi orang yang tidak dikenal, ingin melakukan sesuatu yang mengancam. Kita bisa melakukan tindaan seperti menggigit kemudian berlari dan meminta tolong. Ini sebenarnya ada satu hal positif yang bisa dipelajari oleh anak-anak lain," paparnya.
Lihat video-nya di bawah ini :
Menurut Retno, PI anak yang cerdas dalam bercerita, meski berimajinasi.
Sebab, rekaman kamera pengawas (CCTV) sesuai kejadian yang diceritakan PI.
"Memang ada sebuah peristiwa di CCTV, di mana mereka bertiga lewat ada sebuah mobil, dan memang ada anak kecil di dalam mobil itu, dan memang betul dia dipegang oleh seseorang, dan terlihat di dalam CCTV anak itu berlari," beber Retno.
"Jadi, apa yang diceritakan sebagian memang nyata kalau dari CCTV yang kami lihat tadi. Memang ada bumbu yang tampaknya dia berimajinasi sebagai anak. Anak-anak kan seperti itu, dan anak-anak kan tidak tahu risiko, dan mungkin tidak mengira ini divideokan dan viral," sambung Retno.
Sementara, Kepala SDN 01 Pagi Tanjung Duren Mulyadi mengatakan, tindakan ketiga siswi yang berbohong dan viral di media sosial, sudah dimaafkan.
Oleh sebab itu, pihak sekolah akan membantu agar para siswi tersebut tidak dibullying oleh rekan-rekannya, karena ketahuan berbohong.
"Anak-anak nanti akan direhab oleh KPAI," ucapnya.
Mulyadi menegaskan, pihak KPAI juga sudah berjanji membantu merehabilitasi anak-anak tersebut dari bullying, walaupun kenyataannya ketiga anak tersebut kedapatan berbohong.
"Ini menjadi pembelajaran agar ke depan lebih baik. Kami sudah memaafkan kejadian tersebut," cetus Mulyadi.
Pihak SDN 01 Pagi Tanjung Duren akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan orangtua murid, agar kejadian tersebut tidak terulang.
Sehingga, proses belajar mengajar bisa kembali normal.
Penulis: Bintang Pradewo