Wanita Cantik yang Dibunuh Itu Diketahui Berprofesi sebagai Pemijat dan PSK Online
"Saya tahu dari teman satu kerjaanya korban, kalo untuk secara online ya baru sekitar satu bulan," ucap Ade.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Murtiyaningsih (28), yang menjadi korban pembunuhan di kamar kos 309 Istana Laguna, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, diketahui sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) yang melayani para pelanggan secara online.
Untuk satu kali berkencan dengan korban, para pelanggan membayar Rp 500 ribu.
Salah seorang petugas keamanan tempat wanita asal Cilacap tinggal, Ade Kristianto (30) mengaku mengetahui Murtiyaningsih bekerja sebagai PSK dari rekan sepekerjaannya.
"Saya tahu dari teman satu kerjaanya korban, kalo untuk secara online ya baru sekitar satu bulan," ucap Ade di kos Istana Laguna 52, Jalan Sosial Nomor 52 Rt 04/02, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Kamis (22/9/2017).
Baca: Murtiyaningsih Dibunuh Kekasihnya Karena Teriak-teriak
Namun, ia mengaku baru mengetahui bahwa korban bekerja sebagai PSK.
Pasalnya, selama Ade bekerja sebagai petugas pengamanan di tempat tersebut, dirinya kerap melihat Nana bekerja mulai dari pagi hingga malam hari.
"Yang saya tahu, dia sudah tinggal lebih dari lima tahun di sini. Sudah dari dia tinggal disini bekerja di panti pijat," ucap Ade.
Selain itu, wanita yang kerap disapa Nana itu sebelumnya diketahui sempat bekerja sebagai terapis di panti pijat di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
"Kalo dia bekerja sempat bekerja di salah satu tempat panti pijat STS di kawasan Grogol. Tarifnya Rp 500 ribu," kata Ade.
Teriak
Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan terhadap seorang wanita bernama Murtiyaningsih (30) yang ditemukan tewas di rumah kos Jalan Sosial, Wijaya Kusuma, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Murtiyaningsih ditengarai dibunuh karena ada beberapa luka tanda cekikan di leher, serta memar di muka.
Jenazah Murtiyaningsih ditemukan pertama kali oleh seorang teman lelakinya berinisial A pada Kamis (21/9/2017) pagi.
Polisi memiliki bukti-bukti bahwa pembunuh Murtiyaningsih adalah kekasihnya sendiri, yakni AG alias LMH (24).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, antara Murtiyaningsih dan AG saling mengenal.
Namun, saat diinterogasi polisi, AG tidak mengakui perbuatannya.
Bahkan, menegaskan bahwa tidak terjadi apa-apa seusai AG bertemu dengan Murtiyaningsih. Padahal, diduga pelaku menganiaya Murtiyaningsih.
"Korban dipukul asbak dan ditutup bantal sehingga menyebabkan meninggal dunia," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (22/9/2017) seperti dilansir Tribunnews.com.
Argo sebut pembunuhan bermula karena AG dan Murtiyaningsih terlibat adu mulut.
AG takut diteriaki macam-macam oleh korban, sehingga melakukan penganiayaan.
"Motif tersangka takut diteriakin korban. Karena korban mau teriak. Dia teriak karena cek-cok sehingga pelaku ini ketakutan. Akhirnya dia melakukan penganiayaan terhadap korban," ujar Argo.
Penulis: Bintang Pradewo