Agar Tak Bangkrut, Pengelola Mal Disarankan Tiru Strategi Mal Gandaria City dan Kota Kasablanka
Ridwan mengakui saat ini banyak pusat perbelanjaan punya konsep sama. Hal itu membuat masyarakat jadi jenuh untuk pergi jauh-jauh ke mal.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak gerai peritel tutup dan sejumlah mal sepi pengunjung akibat daya beli masyarakat yang turun tajam, sementara sebagian masyarakat juga beralih ke belanja via online.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan meminta para pengusaha mal tidak menunggu penyelamatan lewat regulasi yang dikeluarkan Pemerintah. Yang dibutuhkan saat ini menurut Ridwan adalah perombakan besar-besaran konsep mal oleh pengelolanya.
"Kalau menurut saya, mal harus punya ide baru dan terus maju. Seperti Kokas (Mal Kota Kasablanka), Gandaria (Mal Gandaria City), dia berubah terus dibanding yang lain," ujar Ridwan di acara Wonderful Indonesia Culinary and Fashion Festival, Jakarta, Senin (27/9/2017).
Ridwan juga menyarankan agar pengusaha pusat perbelanjaan terus membuat inovasi dan atraksi baru agar pengunjung tertarik datang.
"Kita selalu edukasi, jangan diam saja. Kalau anda lihat dulu pada waktu awal-awal shopping centre mau apa-apa dia ramai," ungkap Ridwan.
Ridwan mengakui saat ini banyak pusat perbelanjaan punya konsep sama. Hal itu membuat masyarakat jadi jenuh untuk pergi jauh-jauh ke mal.
Baca: Luhut Beri Sinyal Reklamasi Pulau G Akan Dilanjutkan, Sanksi ke Pengembang Dicabut
Baca: Isi Bocoran Surat Sri Mulyani ke Kementerian ESDM tentang Kondisi Keuangan PLN
"Sekarang antar-shopping center harus beda. kalau sama, ngapain (pengunjung) jauh-jauh pergi (ke sana)," jelas Ridwan.
"Harusnya terjadi buat kita, kalau semua mall punya keistimewaan masing-masing asik. Jadi dari sini bisa ke mall lain," papar Ridwan.