Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Festival Ragam Nusantara Mengajak untuk Merawat Keberagaman

Padahal setiap masyarakat memiliki hubungan emosional, ikatan sejarah dan budaya dengan tanah yang didiaminya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Festival Ragam Nusantara Mengajak untuk Merawat Keberagaman
Ist/Tribunnews.com
Diskusi pada Festival Ragam Nusantara di Kota Tua, Minggu (8/10/2017),bersama para tokoh seperti Sarwono Kusumaatmadja, Bambang Harymurti, Herawati Supolo Sudoyo dan Saraswati Putri. Dengan moderator Olga Lydia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Festival Ragam Nusantara di Kota Tua telah berlangsung dalam beberapa hari ini.

Selain dimeriahkan pameran foto, bazar, musik dan tari, juga ada transformasi pertukaran pengetahuan mengenai pentingnya merawat keragaman untuk menjaga persatuan.

Hari kedua festival, diadakan Rembug Pemuda untuk Politik Arif (Redapolar) II, sebuah forum diskusi pemuda lintas profesi dan organisasi yang bertujuan meredakan polarisasi politik.

Peserta diskusi adalah Lukas Simanjuntak (advokat), Maksum Syam (peneliti pedesaan), Yennie Heriachandra (penggiat upaboga), Wira Herdiansyah (koki), Kanti W. Janis (advokat/novelis), bersama Sunil Tolani (motivator/pengusaha) sebagai moderator.

Sore itu masing-masing mengungkapkan keresahannya atas situasi belakangan yang mengancam keragaman.

Hari berikutnya, Savic Ali Direktur NU on-line dan Damar Juniarto SafeNet Indonesia secara bergantian memaparkan usaha-usaha merawat keragaman dengan media sosial.

Diskusi Sabtu dilanjutkan dengan tema” Pentingnya Merawat Keragaman Pengetahuan Lokal” dengan Eko Cahyono Direktur Sajogyo Institut dan Nia Sjahrifudin Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika.

BERITA REKOMENDASI

Eko memaparkan konflik agraria banyak bersumber pada cara pandang korporasi yang menyederhanakan pergusuran dengan kompensasi materiil.

Padahal setiap masyarakat memiliki hubungan emosional, ikatan sejarah dan budaya dengan tanah yang didiaminya.

Hari Minggu, 8 Oktober 2017, sebagai puncak Festival Ragam Nusantara di Kota Tua, diadakan diskusi bersama para tokoh seperti Sarwono Kusumaatmadja, Bambang Harymurti, Herawati Supolo Sudoyo dan Saraswati Putri, dengan moderator Olga Lydia.

Herawati sebagai peneliti Lembaga Biologi Molekuler Ejikman mengangkat penelitian Geneka Tunggal Ika, berbeda gen tapi tetap satu. Ia memaparkan asal usul orang Indonesia yang beragam, juga menunjukan asal usul semua manusia modern berasal dari Afrika.

Sarwono berefleksi saat ia tinggal di Yugoslavia dimana saat itu tanda-tanda perpecahan negara itu sudah mulai terasa saat anak-anak kecil mulai menjelekkan kelompok lain.


Di Indonesia sudah terlihat gejala anak-anak mejelekan agama orang lain.

"Itu adalah peringatan keras yang harus dicermati," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas