Ini Alasan Warga Kampung Cisitu yang Banyak Bekerja di Pabrik Petasan Tangerang
"Saling kasih kabar saja antar saudara di sini. Sebetulnya enggak hanya di pabrik itu, banyak juga yang di pabrik lain," ujar Ali, Jumat (27/10/2017).
Editor: Ferdinand Waskita
Namun, ia memutuskan berhenti lantaran sakit.
"Kalau dulu saya di bagian packing. Dulu mah masih gudang. Kalau sekarang jadi pabrik saya kurang tahu. Awalnya memang pabrik stiker, saya juga sempat kerja saat jadi gudang petasan. Jenis petasan untuk tahun baru begitu lah," katanya.
Asep terlihat tak mampu menahan air mata.
Ia masih tak percaya kedua sepupunya yang merupakan kakak beradik, Sunarya (28) dan Ade Rosita (20) menjadi korban meninggal dalam insiden kebakaran pabrik petasan di Tangerang, Kamis (26/10/2017) lalu.
Asep berkisah, Kamis siang, gawainya berdering.
Di layar ponselnya tertulis Angga, teman sekampungnya di RW 09 Kampung Cisitu, Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.
Dengan nada panik, Angga yang turut jadi korban luka memberi kabar bahwa pabrik petasan tempatnya bekerja terbakar.
Belum sempat bertanya, sambungan telepon terputus.
"Saya terima telepon dari Angga pukul 11.00 WIB. Saat itu kabarnya masih simpang siur. Dia hanya bilang pabrik kebakaran, dia tak bilang banyak seperti syok berat. Saya telepon lagi tapi mati," ujar Asep, Jumat (27/10/2017).
Mendapat kabar itu, Asep lantas memberi tahu warga sekitar.
Suasana kampung mendadak panik.
Sebab, ada 12 orang warga Kampung Cisitu yang bekerja di pabrik itu.
Semua orang sibuk dengan ponselnya mencari kabar sanak saudaranya.
Warga melapor ke Kepala Desa Batulayang, Beben.