Cerita Anies Soal Selendang Warga Bukit Duri di Paripurna DPRD
Dihadapan para peserta rapat, dia menceritakan pengalaman saat berkampanye di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan visi-misi di rapat paripurna DPRD DKI Jakarta di ruang rapat paripurna, pada Rabu (15/11/2017) siang.
Dihadapan para peserta rapat, dia menceritakan pengalaman saat berkampanye di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada 9 Januari 2017, dia bertemu seorang wanita paruh baya bernama Saidah. Di kesempatan itu, Saidah menyampaikan pesan yang diingat Anies sampai saat ini.
"Di sana, di antara puing-puing gusuran rumah, seorang Ibu yang rumahnya telah rata dengan tanah, Ibu Saidah, usianya sekitar 50 tahunan, datang menggendong seorang anak," ujar Anies di Gedung DPRD DKI, Rabu (15/11/2017).
Menurut dia, Saidah sempat melepaskan kain gendongan anaknya, lalu, mengalungkan kepada dirinya. Di kesempatan itu, Saidah menitipkan pesan kepada mantan Rektor Universitas Paramadina.
Baca: Perwakilan YPKP65 dan Perwakilan GEPAK Berpapasan di Komnas HAM, Untung Tidak Ricuh
"Pak Anies, selendang ini yang saya pakai untuk menggendong anak saya. Nanti saat Bapak menjabat, Bapak gendong anak-anak Jakarta. Bapak gendong anak-anak Jakarta. Kami titipkan anak-anak kami, Pak," kata Anies menirukan Saidah.
Dia menganalogikan selendang itu sebagai tanggungjawab yang diberikan untuk memimpin ibu kota. Dia menjadikan selendang sebagai motivasi dalam membangun Jakarta.
Anies mengajak seluruh pimpinan dan anggota DPRD untuk ikut memiliki Jakarta. Dengan cara tersebut, menurut dia, Jakarta dapat dibangun lebih baik.
"Selendang ini selendang terberat yang pernah terkalungkan di leher saya. Dia adalah selendang pengingat amanah. Saudara-Saudara semua, sebagai anggota DPRD yang berkeliling, bertemu dengan seluruh lapisan warga Jakarta pasti seringkali dititipkan amanah yang sama oleh warga," tuturnya.
"Saudara-Saudara semua, mari kita gendong anak-anak Jakarta seperti kita menggendong anak sendiri. Majukan setiap jengkal kota ini, bahagiakan setiap insan di dalamnya," jelasnya.
Selama memimpin ibu kota, dia memahami apa yang dilakukan tidak akan lepas menjadi sorotan dan perhatian masyarakat luas. Namun, dia sudah siap melaksanakan amanat itu.
"Apabila di ibu kota negara ini kita bisa mewujudkan janji-janji yang telah kita ikrarkan sebagai bangsa, maka sungguh Indonesia telah siap menyongsong masa depan dengan penuh optimisme dan keyakinan," ujarnya.