'Kongres Alumni 212 tak Berbau Politis, Bukan untuk Menurunkan Presiden'
Bernard memastikan acara itu tidak berbau politis. Sebab, katanya, tujuan digelarnya acara ini untuk ikut memperbaiki bangsa.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dijadwalkan membuka Kongres Nasional Alumni 212 yang akan berlangsung di Aula Wisma Persaudaraan Haji Indonesia, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kongres digelar pada 30 November hingga 1 Desember 2017.
"Nanti kongres akan dibuka oleh Pak Amien Rais. Nanti juga ada Profesor Didin Hafidhuddin, KH Maksum Bondowoso, Ichsanudin Noorsy, dan Yusril Izha Mahendra," kata Ketua Panitia Kongres Alumni 212, Bernard Abdul Jabbar.
Bernard memastikan acara itu tidak berbau politis. Sebab, katanya, tujuan digelarnya acara ini untuk ikut memperbaiki bangsa.
"Pokoknya kita tujuannya bahwa kita ingin ikut memperbaiki bangsa ini. Itu tujuan kita, tidak ada makar, tidak ada ingin menurunkan presiden, tidak ada melawan presiden untuk ikut pemilu," ujarnya.
Bernard memaparkan, ada 500 peserta undangan yang akan menghadiri acara itu. Registrasi peserta akan dimulai pukul 14.00 sampai 18.00 WIB.
Diizinkan Anies
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan akhirnya angkat bicara mengenai izin penggunaan kawasan Monumen Nasional atau Monas untuk reuni akbar 212.
Baca: Novanto Kembalikan Arloji dari Andi Narogong Seharga Rp 1,3 M Setelah Ribut-ribut Proyek e-KTP
Saat ditemui usai sidang paripurna DPRD DKI Jakarta dalam pengesahan APDB Tahun Anggaran 2018, Anies mengatakan sejak seminggu lalu surat permohonan izin telah ia nyatakan diterima.
Anies juga telah mengingatkan kepada penyelenggara agar mematuhi segala peraturan yang disepakati pada Pergub yang baru.
"Saya katakan, pastikan sesuai dengan pergub yang baru," kata Anies.
Ia pun enggan memberikan komentar lanjutan apakah dirinya bersedia memberikan sambutan pada agenda yang akan berlangsung pada aksi 2 Desember 2017 mendatang.
"Iya, belum tahu tuh. Belum tahu," kata Anies.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis mengimbau reuni akbar alumni 212 tidak dilangsungkan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Idham mengatakan, Polda Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan mengenai adanya acara keagamaan di Monas.
Acara diinisiasi oleh Presidium 212, disarankan Idham untuk dilakukan di Mesjid Istiqlal. Karena berdasarkan surat pemberitahuan, koordinator acara akan melangsungkan Salat Subuh berjamaah.
Baca: Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir
"Kita mengimbau komponen masyarakat yang akan melaksanakan milad ini unuk melaksanakannya di dalam Masjid Istiqlal," ujar Idham.
Politis
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menilai aksi unjuk rasa reuni akbar 212 bermuatan politis.
Menurut dia, reuni 212 berkaitan dengan momentum politik jelang Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.
"Ini juga enggak akan jauh-jauh dari politik, tetapi politik 2018-2019," ujar Tito.
Saat dimintai penjelasan lebih jauh terkait pernyataannya itu, Tito enggan berkomentar lagi.
"Sudahlah, ini pasti larinya ke arah politik 2018-2019," kata Tito mengulangi pernyataannya.
Meski demikian, Tito yakin reuni 212 tersebut berjalan aman.
"Insya Allah aman," ujar Tito.
Tito belum bisa memastikan apakah pengumpulan massa itu sudah mengantongi izin kepolisian atau belum. Ia akan mengeceknya ke Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis.
Baca: BKD Bulungan Diminta Mengkaji Ulang Rencana Pengadaan PNS Tahun Depan
Rizieq Telekonferensi dari Mekkah
Kuasa hukum Habib Rizieq Shibab, Damai Hari Lubis, memastikan kliennya tidak akan pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara reuni alumni 212 di Monas pada 2 Desember 2017.
Hal tersebut disampaikannya sekaligus mengklarifikasi pernyataan atau rumor kehadiran Habib Rizieq dalam acara reuni 212.
"Merujuk pernyataan saya sebelumnya terkait tidak tahunya akan kehadiran beliau di tanah air pada acara 212. Maka sekarang terjawab sudah," ujar Damai Hari.
Meski demikian, Habib Rizieq direncanakan akan melakukan telekonferensi langsung dari Mekkah ke kawasan Monas saat acara 212 berlangsung.
"Rencana Insya Allah Imam Besar Habib Rizieq Shibab akan telekonferensi dari Kota Mekkah ke kawasan Monas saat 212," kata Damai Hari.
Alasan dilakukannya telekonferensi kata Damai Hari, tak lepas dari kerinduan pengikut Habib Rizieq.
Ia menuturkan memang pengikutnya yang cinta Rizieq mayoritas ingin dia hadir karena sudah rindu berat.
"Namun, demi keselamatan beliau serta keamanan bangsa dan negara yang hakekatnya adalah kepentingan umat dan kepentingan kemajemukan, maka kami harus bersabar," tambahnya.
Sementara itu, Damai Hari juga mengkritik oknum rekan advokat yang mengatakan Habib Rizieq mau dan akan hadir dalam acara 212.
Baca: Warga Diminta Tetap Waspadai Puncak Musim Hujan Meski Siklus Cempaka Hampir Berakhir
Baginya, tanpa sadar oknum tersebut hanya menimbulkan kerugian umat dan membuka aib dirinya.
"Jadi biarlah itu dinamika kehidupan sosial, dalam sebuah kelompok pasti ada 1 atau 2 yang kurang bijak, hanya demi kepentingan pribadinya atau istilahnya genit media," katanya.
Wiranto Lobi Tokoh Alumni 212
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto mempertanyakan rencana reuni alumni gerakan 212. Sebab rencana reuni itu mengerahkan orang dalam jumlah yang besar.
"Kalau mengerahkan masyarakat lagi, kita sayangkan bahwa akan mengganggu aktivitas masyarakat," ujar Wiranto.
Wiranto menyebut, reuni besar itu akan membutuhkan dana besar jika dilakukan di Ibukota. Rencananya, Wiranto akan bertemu dengan tokoh-tokoh alumni gerakan 212.
"Saya belum tahu tujuannya apa dan saya ingin bertemu dengan para tokoh dari alumnus 212 untuk saya tanyakan apa, tujuannya apa," tutur Wiranto.
"Sekarang harus kita tanya dulu 212 diadakan untuk apa? Kalau tidak salah untuk menyongsong Pilgub DKI toh? Ada satu gerakan massa yang menolak dan sebagainya," tambah Wiranto.
Wiranto menilai Pilgub DKI telah selesai dan telah ada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru.
Menurut dia tidak lazim ketika gerakan yang memiliki kepentingan situasional ingin menggelar reuni.
"Sebenarnya hal-hal yang bersifat temporer itu sudah selesai. Beda dengan reuni sekolah, reuni universitas, paguyuban dan sebagainya yang bersifat permanen. Itu saya kira lazim," kata Wiranto.
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan pihaknya tidak akan ikut dalam kegiatan reuni akbar Alumni 212 yang rencananya akan dilaksanakan 2 Desember 2017 mendatang.
Menurutnya kegiatan aksi unjuk rasa bukan kebiasaan dari Muhammadiyah.
"Muhammadiyah tidak melakukan kegiatan seperti itu. Lebih baik waktunya digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif," ujarnya.
Haedar mengatakan lebih baik Muhammadiyah ikut meramaikan Hari Kemerdekaan Indonesia. "Ya lebih baik reuni 17-08-1945 saja," ungkapnya. (nic/rin/vin/wly)