Ini 7 Fakta Museum Bahari yang Alami Kebakaran
Kebakaran melanda Museum Bahari di di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018).
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran melanda Museum Bahari di di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018).
Museum ini sarat sejarah kemaritiman Nusantara, mulai era tradisional berbagai suku di Indonesia, hingga modern.
Tak hanya soal koleksinya yang istimewa, museum ini pun punya perjalanan sejarah yang luar biasa.
Baca: Konflik Internal, Hanura Terancam Absen di Pemilu 2019
Bangunan dan menaranya menjadi saksi kejayaan VOC yang memperdagangkan kekayaan alam Nusantara kala itu.
Beberapa fakta-fakta keistimewaan tersebut, dirangkum KompasTravel dalam 7 hal berikut ini:
1. Tempat penyimpanan harta berharga VOC
Saat masa jayanya yaitu abad ke 17, VOC menyimpan banyak kekayaan Nusantara di gudang ini.
VOC yang merupakan persekutuan dagang Belanda meyimpan, memilah, menjemur, dan mengepak stok-stok rempah seperti kopi, teh, dan cengkih di gudang ini.
Baca: Diduga Korsleting Listrik, Ini Koleksi Museum Bahari yang Terbakar
Tak hanya itu, di bagian gudang sebelah barat, juga kerap digunakan untuk penyimpanan sejumlah komoditi berharga yang dijual di Nusantara.
Seperti tembaga, timah hingga tekstil milik VOC.
2. Sempat digunakan sebagai gudang logistik dan senjata
Semasa pendudukan Jepang, gudang VOC ini dialihfungsikan sebagai tempat menyimpan logistik tentara Jepang.
Termasuk persenjataan dan bahan pangan.
3. Koleksi maritim yang paling lengkap
Tercatat ada 850 koleksi berharga di museum ini.
Terdiri dari perahu zaman nenek moyang hingga kapal modern dari TNI AL.
Tak hanya koleksi perahu yang berjumlah ratusan, tapi juga berbagai hal yang berkaitan dengan kemaritiman.
Seperti alat navigasi dari zaman Belanda, peralatan senjata kapal, replika dan benda asli kapal laut dari nusantara, diorama peristiwa bahari, dan pameran temporer yang rutin dipamerkan di lantai dua gedung bahari.
4. Bangunan tertua peninggalan VOC
Museum Bahari merupakan bangunan tertua di Jakarta yang masih bertahan sampai sekarang.
Gedung ini dibangun bertahap tiga kali oleh Belanda dari tahun 1652-1771.
Dahulu Museum Bahari dijadikan gudang rempah-rempah oleh Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, VOC.
5. Beberapa bagian masih asli buatan VOC
Bangunan ini menjadi salah satu bangunan tertua yang masih tetap berdiri tegak tanpa banyak perubahan.
Tak heran jika memiliki dinding yang amat tebal dan tiang penyangga dari kayu yang amat kokoh.
Bahkan sebagian besar komponennya dinyatakan masih asli oleh pihak museum.
Di antaranya Menara Syahbandar, bangunan gudang rempahnya, hingga lantai batu di beberapa bagian museum.
6. Pernah terbakar sebelumnya
Kepala UPT Museum Kebaharian Husnison Nizar mengungkapkan pernah ada beberapa kebakaran kecil, tapi bisa dipadamkan, sejak dibangun 1977.
"Sejak dibangun tanggal 7 bulan 7 1977. Pernah ada beberapa kebakaran kecil, tapi bisa kita padamkan," ucap Husnison pada Kompas.com, Selasa (16/1/2018) di museum saat pamadaman api kebakaran.
7. Baru saja direnovasi sebelum terbakar
Kepala Museum Bahari Husnison Nizar mengakui bahwa museum tersebut baru saja selesai proses renovasi pada 30 November 2017 silam.
“Renovasi dilakukan tahun 2017 dan 30 November sudah selesai dipugar. Tapi itu hanya bangunan fisik seperti ganti komponen kayu, kaso yang rapuh, cat gedung dan belum termasuk instalasi listrik,” katanya.
Renovasi yang menghabiskan dana Rp 7 miliar itu telah memugar beberapa bangunan fisiknya.
Selain itu proses renovasi juga menyentuh bangunan Gedung C Museum Bahari yang ludes terbakar. (Galih Pangestu Jati)
Artikel ini telah tayang di Tribun Wow dengan judul: 7 Fakta tentang Museum Bahari yang Baru Saja Alami Kebakaran