Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terbakar Hebat, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sebut Kerugian Museum Bahari Priceless

"Wah, enggak bisa itu. (Kerugian dengan) nilai yang tak terhingga. Apalagi bangunan dengan usia 300 tahun lebih."

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Terbakar Hebat, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Sebut Kerugian Museum Bahari Priceless
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas pemadam kebakaran saat memadamkan api yang melalap sebagian bangunan Museum Bahari, Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018). Sebanyak 16 unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk menjinakkan kebakaran yang terjadi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Tinia Budiati, mengatakan kerugian yang terjadi akibat kebakaran Museum Bahari, tak dapat dinilai dengan uang.

Diketahui, kebakaran terjadi di Gedung C, Museum Bahari, di Jl Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1) pagi. Akibatnya, sebagian koleksi kemaritiman hancur dilalap si jago merah.

Tinia mengatakan nilai sejarah yang terkandung di dalam koleksi yang hancur tidak dapat dikembalikan. Hal itulah yang menyebabkan kerugian musibah ini tak ternilai atau priceless.

"Wah, enggak bisa itu. (Kerugian dengan) nilai yang tak terhingga. Apalagi bangunan dengan usia 300 tahun lebih. Itu kan (dibangun tahun) 1771 sampai 1773. Itu yang sulit kita kembalikan nilainya," ujar Tinia, di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2018).

Menurut Tinia, bangunan tersebut banyak menggunakan material zaman dahulu yang saat ini usianya mencapai ratusan tahun.
Walaupun nanti bisa dibuat replikanya, belum tentu ukuran ataupun dimensinya akan sama seperti semula.

Baca: Adu Akting dengan Iqbaal Ramadhan di Dilan 1990, Vanesha Prescilla Bilang Harus Saling Mencintai

Berita Rekomendasi

"Kayu kalau kita bisa dapat kayu sama besarnya, tapi kayu 300 tahun lalu gimana? Sekarang tidak banyak, terus nilai sejarah di dalam bangunan tersebut juga tak bisa dikembalikan," ungkapnya.

Ia pun mengatakan pihaknya ikut bertanggung jawab atas kebakaran bangunan cagar budaya itu. Pihaknya berkomitmen mengembalikan bangunan tersebut sebagaimana bentuknya.

"Jadi langkah ke depan kita tentu akan mengembalikan lagi bentuk aslinya karena masih itu sebagian ya. Jadi kita mengembalikan karena kita masih punya denahnya, kita akan kembalikan lagi. Kemudian juga pameran yang ada di situ kita bentuk lagi. Karena sebagian besar itu miniatur-miniatur, replika, pameran-pameran yang sifatnya edukatif," katanya.

Lebih lanjut, Tinia berharap agar musibah ini mampu dijadikan pelajaran bagi pengelola museum dan pihak-pihak terkait untuk lebih waspada. Karena penanganan kerusakan yang ditimbulkan oleh musibah ini tak akan bisa membuat koleksi museum kembali seperti semula.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan kerugian yang dialami oleh koleksi Museum Bahari tak ternilai.

Anies mengatakan jika koleksi atau barang maritim yang hancur dilalap si jago merah, tidak bisa dinilai dengan rupiah. Berbeda dengan genting, eternit atau bangunan yang bisa dinilai harganya.

"Tadi ada yang tanya berapa nilai kerugiannya, kalau barang-barang seperti ini priceless, nggak bisa dinilai dengan rupiah. Gedungnya bisa dihitung, harga gentingnya, harga eternitnya, tapi barangnya itu priceless," ujar Anies, saat ditemui di Jl Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas