Tiga Bulan Pimpin DKI Jakarta, Ini Evaluasi Sandiaga Uno
Tiga bulan sudah Anies-Sandiaga memimpin DKI Jakarta, tepatnya Selasa (16/1/2018) kemarin.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga bulan sudah Anies-Sandiaga memimpin DKI Jakarta, tepatnya Selasa (16/1/2018) kemarin.
Banyak kebijakan dan program yang sudah dilaksanakan serta dilakukan pasangan ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyampaikan evaluasi singkat saat disinggung mengenai hal tersebut.
Baca: Biaya Perawatan Wanita Hamil Korban Ambruknya Selasar Gedung BEI Ditanggung BEI
Sandi, sapaan akrab Sandiaga, mengatakan evaluasinya adalah inisiatif pemerintah harus lebih digalakkan lagi.
"Jadi bahwa inisiatif dari pemerintah harus lebih digalakkan lagi, dibilang macet di bidang penciptaan lapangan kerja," ujar Sandi, di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2018).
Sandi pun memberikan solusi dimana pihaknya akan menarik investasi sebesar-besarnya.
Ia optimis setelah pemaparannya meraih tanggapan bagus dalam The First Saudi Arabia Investor Forum, di Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Senin (15/1).
Baca: Wanita Hamil Korban Ambruknya Selasar Gedung BEI Tidak Keguguran, Tapi Alami Stres
Sandi mengklaim dirinya langsung bertindak dengan mengundang para investor Saudi Arabia itu makan malam di Balaikota DKI Jakarta.
Ia berharap investasi yang masuk akan lebih banyak, akan menggerakkan roda ekonomi dan terciptalah lapangan pekerjaan.
Baca: Jokowi Lantik Idrus Marham Jadi Menteri Sosial, Agum Gumelar Jadi Wantimpres
Di sisi lain, politisi Gerindra ini juga meminta bantuan media terkait program OK Otrip.
Sandi menilai masyarakat perlu mengetahui lebih jauh tentang program ini.
Alasan Sandi, pihak Pemprov DKI ingin membantu masyarakat menekan biaya transportasi melalui program OK Otrip.
Baca: KPK Periksa Ketua Lembaga Penjamin Jasa Kontruksi Jambi Terkait Kasus Suap Pengesahan RAPBD
Data Pemprov DKI, kata Sandi, menunjukkan penghasilan masyarakat khususnya menengah ke bawah, 30 persen digunakan untuk biaya transportasi.
Ia menginginkan agar masyarakat tahu dan sadar bahwa program ini dapat membantu meringankan beban mereka dalam pengeluaran transportasi.
"Kita ingin menurunkan ini secara signifikan ke angka yang mungkin di bawah 15 persen," katanya.