Bogasari Berusaha Mengentaskan Balita Bawah Garis Merah
Dari hasil mapping dan focus group discussion (FGD) di kedua kelurahan ini, terbukti bahwa peranan Posyandu sangat vital
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Indofood Tbk Divisi Bogasari sebagai produsen bahan makanan yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara coba mengambil peran sosial dalam membantu Pemerintah untuk mengentaskan balita BGM di wilayah tersebut.
Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri, itulah program yang sedang dijalankan Bogasari di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing dan Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara selama 5 tahun (2016-2021).
Dari hasil mapping dan focus group discussion (FGD) di kedua kelurahan ini, terbukti bahwa peranan Posyandu sangat vital dalam hal pengentasan balita BGM.
Sebagai contoh, pada 26 April 2016 di Kelurahan Kalibaru terdapat 60 balita BGM. Namun setelah dilalukan Pos Gizi Tahap I selama 3 bulan sebagai bagian dari Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri, pada akhir program jumlah balita BGM di Kalibaru berkurang menjadi 48 anak.
Penurunan balita BGM terjadi lagi saat Pos Gizi Tahap II digelar pada 6 April 2017 lalu, dari 23 balita menjadi 9 balita BGM. Dan berdasarkan data puskesmas kelurahan Kalibaru bahwa jumlah balita BGM per Februari 2018 telah mencapai 0 balita.
Demikian disampaikan Anwar Agus, Vice President People & Organization Development (VP POD) Bogasari kepada wartawan, dalam Rilis Gebyar Posyandu yang berlangsung di wilayah Kelurahan Kalibaru, Senin (26/2/2018). “Ini menujukkan, bahwa Program Pos Gizi dari Pemberdayaan Posyandu yang dilakukan Bogasari berhasil menurunkan angka Balita BGM. Tentu harapannya akan terus menurunkan balita BGM,” ucap Anwar.
Ia menegaskan, kegiatan Gebyar Posyandu ini masih bagian dari Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri dalam rangka membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya peran posyandu dalam mengentaskan balita BGM.
“Melalui Gebyar Posyandu ini, Bogasari ingin mengingatkan kepada warga, khususnya ibu-ibu balita supaya tidak hanya rajin ke posyandu menimbang badan, tapi juga aktif mengikuti saran mengenai pola gizi dan tumbuh kembang anak yang diajarkan para kader posyandu,” tambah Anwar.
Lebih jauh ia memaparkan, ada 5 rencana stategis yang ditetapkan Bogasari dalam Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri yakni Penurunan balita BGM; Peningkatan Kapasitas Pemangku Kepentingan Posyandu; Pemenuhan Sarana & Prasarana; Peningkatan Kualitas Posyandu; dan Pemantapan Posyandu. Untuk mencapai target dari 5 rencana strategis ini, selain dengan pihak Kelurahan, Puskesmas dan Kader Posyandu, Bogasari juga melibatkan tim Positive Deviance Research Centre (PDRC) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan tim dari Indofood Nutrition Special Food. Lima rencana strategis dari Program Pembinaan Menuju Posyandu Mandiri ini adalah bentuk perwujudan motto Bogasari yakni Turut Membangun Gizi Bangsa dan Tumbuh Bersama.
Jumlah posyandu Kelurahan Lagoa 27 dan Kalibaru 26. Sampai saat ini, yang sudah dilakukan Bogasari adalah pemberian 3000 KMS (Kartu Menuju Sehat), 51 Cakram Gizi, dan 51 Sarung Dacin. Bogasari juga sudah melakukan pelatihan Master of Trainee (MoT) untuk 50 kader dari kedua kelurahan.
“Pelatihan yang melibatkan tim PDRC FKMUI ini menghasilkan 11 kader MoT dari Lagoa dan 9 dari Kalibaru. Para kader MoT ini kemudian melakukan pelatihan untuk para kader atau ToT (Trainee for Trainer) posyandu di kelurahan masing-masing. Kader MoT Kalibaru sudah menghasilkan 130 kader ToT dan MoT Lagoa menghasilkan 125 kader ToT,” jelas Anwar.
Pelatihan para kader ini sangat penting, karena selama ini mereka belum pernah mendapatkan pelatihan secara khusus dan menyeluruh tentang berbagai materi. Antara lain materi 1000 HPK (1000 Hari Pertama Kehidupan), Refreshment Posyandu, Pengukuran Antropometri, Gizi Seimbang, dan lain-lain. Semua pelatihan materi ini dipandu langsung oleh Tim dari PDRC FKM UI yang dipimpin Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH.
“Tujuan dari pelatihan MoT dan ToT ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader dalam menjalankan tugasnya di Posyandu. Dengan penambahan kemampuan ini, diharapkan jumlah balita dan ibu hamil yang datang ke Posyandu semakin aktif dan terlayani lebih optimal. Khususnya dalam hal pengentasan balita BGM,” ujar Anwar.