Dikabarkan Hengkang, Uber Indonesia Malah Tunjuk Pejabat Baru nan Cantik
Di tengah rumor dan spekulasi hengkangnya Uber dari Indonesia dan Asia Tenggara, Uber Indonesia memperkenalkan seorang pejabat baru.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah rumor dan spekulasi hengkangnya Uber dari Indonesia dan Asia Tenggara, Uber Indonesia memperkenalkan seorang pejabat baru.
Dikutip dari unggahan akun Facebook Uber Indonesia tertanggal 1 Maret 2018 sekitar pukul 14.59 WIB, pejabat baru yang diumumkan Uber Indonesia adalah Melda Rachman sebagai head of marketing.
"Kami sangat senang mengumumkan bergabungnya Melda Rachman sebagai Head of Marketing, Uber Indonesia, mulai Maret 2018."
Demikian unggahan yang tertulis di laman Facebook Uber Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pejabat baru nan cantik, Melda Rachman, pernah menduduki posisi bergengsi di sejumlah perusahaan kelas dunia.
Dia menjadi Head of Marketing setelah 13 tahun pengalaman di sejumlah perusahaan besar seperti PT Unilever Indonesia Tbk, Axis Telcom, dan terakhir di Danone Aqua.
Baca: Grab dan Uber Tak Berkomentar Soal Akuisisi Aset Uber di Asia Tenggara oleh Grab
Melda Rachman diklaim memiliki segudang pengalaman dan berkontribusi bahkan memimpin berbagai kampanye pemasaran dan branding di perusahaan-perusahaan ternama tersebut.
Pengalaman yang dimiliki oleh lulusan Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat, ini telah membuatnya piawai mengidentifikasi potensi dan segmentasi pasar, serta mereposisi dan membentuk posisi branding baru.
“Energi dan inovasi di Uber luar biasa tinggi, dan saya tak sabar ingin segera memulai babak terbaru karir saya di perusahaan yang bergerak sangat cepat ini, bersama kolega-kolega yang begitu berbakat dan bersemangat. Dengan segenap hati, saya adalah seorang marketer, yang senang menuturkan kisah-kisah yang berkelanjutan dan terskalakan," tutur Melda Rachman, dikutip Wartakotalive.com dari laman Facebook Uber Indonesia.
Uber dengan hangat menyambut kehadiran Melda dan sangat ingin melihatnya membawa brand Uber ke arah baru dalam perjalanan dan pertumbuhan Uber di Indonesia.
Sebelumnya, diberitakan bahwa kabar mengenai hengkangnya Uber dari persaingan bisnis angkutan berbasis online di Asia tenggara semakin menguat.
Pihak Uber di Indonesia enggan menanggapi rumor dan spekulasi yang beredar di berbagai media, baik media lokal maupun internasional.
"Kami tidak mengomentari rumor dan spekulasi," jawab Dian Safitri, Humas Uber Indonesia, kepada Warta Kota, Minggu malam (11/3/2018).
Dian mengatakan bahwa Chief Executive Officer (CEO) Uber, Dara Khosrowshahi, sudah memberikan keterangan terkait strategi bisnis di Asia beberapa waktu yang lalu.
"Silahkan merujuk pada pernyataan CEO dan Chief Business Officer Asia Pacific Uber," jelasnya.
Dalam artikel yang dimuat Reuters pada 22 Februari 2018, Dara Khosrowshahi menyatakan bahwa Uber akan melakukan investasi secara agresif di wilayah Asia Tenggara.
"...Tapi saat ini, rencana untuk Asia Tenggara adalah maju, cenderung ke depan, dan berinvestasi," ujar Dara Khosrowshahi kepada Wartawan di India, dikutip Warta Kota dari Reuters.
Menurutnya, SoftBank adalah pemegang saham yang sangat penting, dan banyak pemegang saham di Uber yang memiliki pendapat mengenai hal apa yang harus dilakukan.
"Kami akan berdiskusi di dewan Uber dan menetapkan strategi serta pelaksanaan jangka panjang," terangnya.
Sedangkan Chief Business Officer Uber untuk Asia Pacific, Brooks Entwistle, mengatakan bahwa hengkang dari India dan Indonesia mungkin akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, namun akan mengorbankan pertumbuhan jangka panjang.
"Saya telah diberi instruksi mutlak untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis ini. Itulah yang saya lakukan, dan itulah yang akan saya melakukan. Jepang akan menjadi fokus utama Uber di tahun 2018," katanya kepada Bloomberg.
Ia menegaskan bahwa meskipun SoftBank telah memiliki 15 persen saham Uber, Perusahaan Jepang tersebut hanya memiliki dua kursi di dewan Uber.
"Mereka tidak punya kontrol untuk memaksakan suatu kesepakatan," katanya.
Diberitakan Reuters, SoftBank mengatakan bahwa mereka ingin Uber berfokus pada pertumbuhan di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan Australia - bukan Asia, yang merupakan salah satu daerah yang paling mahal dan kompetitif bagi perusahaan jasa pengemudi.
Penulis: Hamdi Putra