Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perayaan Hari Wayang Dunia Digelar UNIMA Indonesia

Perubahan zaman dewasa ini, mendatangkan tawaran nilai, asimilasi, modernisasi, silang budaya, kompilasi, hingga inovasi.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Perayaan Hari Wayang Dunia Digelar UNIMA Indonesia
ist
Para tokoh, budayawan, penggiat dan pemerhati wayang, antara lain; Mr. Dadi Pudumjee (Presiden UNIMA Internasional), Drs. TA. Samodra Sriwidjaja (Presiden UNIMA Indonesia), Karren Smith (dari Australia/Sekretaris Jenderal UNIMA Internasional), dan Runjena Panday (dari India), Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI), Kondang Sutrisno (Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia), Nurrachman Oerip, SH, (Penasehat UNIMA Indonesia), Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI), dan budayawan lainnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan zaman dewasa ini, mendatangkan tawaran nilai, asimilasi, modernisasi, silang budaya, kompilasi, hingga inovasi.

Ada hubungan paradoksal antara budaya dan peradaban modern yang seakan saling bertentangan. Oleh karena itu nilai-nilai kearifan lokal merupakan keharusan yang terus dijaga.

“Local wisdom tersebut beberapa diantaranya terkandung di dalam cerita wayang, yang menjadi sumber narasi; sanggit, cerita suluk, sabetan,” ungkap Presiden Union Internationale de la Marionnette (UNIMA) Indonesia, Drs. TA. Samodra Sriwidjaja di acara Peringatan ‘Hari Wayang Dunia’, yang digelar di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Dikatakan Samodra bahwa kekekalan sesuatu yang baik adalah hal yang kerap sulit dijaga. Tanpa proteksi, menurutnya, budaya lokal berangsur kehilangan esensinya ditengah peradaban masyarakat global.

UNIMA Indonesia, terang Samodra, terus melakukan berbagai upaya secara fundamental. Pihaknya terus menumbuh kembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam wayang, antara lain seperti dalam ungkapan ‘Sura dira Jaya Diningrat, lebur dening pangastuti’.

“Secara umum makna ungkapan ini adalah, segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Suri teladan para pemimpin terus dikembangkan, misalnya tidak korupsi, jujur dan adil. Ungkapan ini rasanya relevan dengan situasi sekarang,” jelasnya.

Hadir di acara ini, Nyoman Shuida, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, mewakili Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang berhalangan hadir.

Berita Rekomendasi

Hadir para tokoh, budayawan, serta para penggiat dan pemerhati wayang, antara lain; Mr. Dadi Pudumjee (Presiden UNIMA Internasional), Karren Smith (dari Australia/Sekretaris Jenderal UNIMA Internasional), dan Runjena Panday (dari India).

Hadir juga Drs. H. Solichin (Ketua Dewan Kebijakan SENA WANGI), Drs. Suparmin Sunjoyo (Ketua Umum SENA WANGI), Kondang Sutrisno (Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia), Nurrachman Oerip, SH, (Penasehat UNIMA Indonesia), Dr. Al Zastrow Ngatawi (Councillor UNIMA Indonesia), Eny Sulistyowati S.Pd , MM (Kepala Bidang Humas SENA WANGI), dan para budayawan lainnya.

Peringatan ‘Hari Wayang Dunia’ berlangsung meriah dan hikmad, sejak pagi hingga sore. Dimeriahkan dengan sejumlah acara, antara lain pergelaran “Wayang Potehi” (oleh Rumah Cinta Wayang), pertunjukan Boneka Kayu dari Samosir “Sigale-gale,” pergelaran Wayang Kulit, lakon “Kikis Tunggarana” oleh dalang Ki Sutrisno SH.

Digelar juga pertunjukan Reog, berbagai tarian dengan pesona wayang, serta Kuda Kepang massal, dari empat komunitas Banyumasan.

Sebelum pergelaran diselenggarakan sarasehan menyoal wayang dalam konteks kekinian, yang menghadirkan para pembicara antara lain; Drs. Suparmin Sunjoyo, Dr. Darmoko, Dr. Al Zastrouw, dan Dr. Maria Theresia Widyastuti.

Kepala Bidang Humas SENA WANGI, Sulistyowati S.Pd , MM, yang hadir di acara tersebut, menyampaikan, bahwa ada kesamaan visi antara UNIMA Indonesia dan SENA WANGI. Sejarah perjalanan kedua organisasi pewayangan ini, menurutnya, saling terkait.

“Kita tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi kewajiban mengenal masa lalu (budaya) menjadi kebutuhan penting, sebagai sumber nilai, norma, adat, tradisi. Inilah yang menjadi visi UNIMA Indonesia dan SENA WANGI, meletakkan budaya Indonesia sebagai bagian sentral dari pembangunan budaya dunia di masa depan,” urainya.

Perayaan ‘Hari Wayang Dunia’ merupakan tahapan menjelang Indonesia menjadi Tuan Rumah Kongres UNIMA (Union Internationale de la Marionnette) Internasional dan Festival Wayang Dunia yang akan dilaksanakan di Gianyar Bali, bulan April 2020 mendatang.

Acara tersebut akan dihadiri tidak kurang dari 90 Negara yang menjadi Anggota UNIMA Internasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas