Cerita Pemulung Barang Bekas, Pernah Dapat Emas, Baju Tak Pernah Beli
"Ya pernah juga sih nemu cincin emas tiga kali. Enggak ada suratnya tapi, laku Rp 80 ribu," kata Nunung.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari rutinitasnya mengurusi sampah di sebagian kolong tol Ir. Wiyoto Wiryono, Nunung, seorang perempuan paruh baya yang tinggal di kolong tol tersebut, kerap mendapatkan barang yang menurutnya berharga.
Ditemui TribunJakarta.com, Rabu (18/4/2018), Nunung mengatakan dirinya kerap kali mendapatkan barang yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
Suatu ketika, dirinya pernah tiga kali menemukan cincin emas saat sedang menyisir sampah yang berserakan di kolong tol itu.
Satu cincin emas yang ia temukan hanya laku Rp 80 ribu.
Baca: Kakak Beradik Putus Sekolah, Terpaksa Jadi Pemulung untuk Bertahan Hidup di Jakarta
Pasalnya, tidak adanya surat keterangan cincin emas sangat menurunkan harga jual barang tersebut.
"Ya pernah juga sih nemu cincin emas tiga kali. Enggak ada suratnya tapi, laku Rp 80 ribu," kata Nunung.
Selain itu, Nunung juga sering mendapatkan bahan pangan dari sampah pasar yang masih layak menurut dia.
Sampah pasar yang kebanyakan sayur dan buah ia bersihkan untuk selanjutnya ia olah demi menghindari kelaparan.
"Malah tadinya mah ada sampah pasar. Ada nangka, sayuran, banyak. Kalau sampah pasar dibuang ibu pungutin, yang penting bisa dimakan, bodo amat," ujar Nunung.
Dikatakan Nunung, yang paling sering ia dapatkan adalah baju bekas yang dibuang warga sekitar.
Baju bekas tersebut, kata Nunung, paling sering ia dapatkan ketika bulan suci Ramadhan tiba.
"Kalau lebaran bulan puasa banyak baju dibuang. Dibuang enggak disumbangkan, asal lempar saja,"
"Ya makanya kalau baju mah kayaknya saya enggak pernah beli lah," imbuh dia.
Dirinya dengan yakin mengatakan, kegigihan menyisir sampah menjadi kunci utama dirinya mendapatkan sejumlah barang berguna tersebut.
"Asal kita mau bukain satu-satu saja," pungkas dia.