Kejanggalan di Balik Penemuan Mayat Gadis Kecil dalam Karung Beras di Bogor
Gadis kecil berusia 5 tahun itu diduga menjadi korban pembunuhan setelah ditemukan tewas mengenaskan dalam karung yang disimpan disekitar kebun kosong
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews Bogor, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Rumah kosong yang berdekatan dengan TKP ditemukannya jasad Grace Gabriela yang terbungkus dalam karung hingga saat ini masih menyimpang sejuta pertanyaan.
Rumah kosong tersebut berlokasi di Perumahan Bogor Asri, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tidak jauh dari rumah kososng itu, jasad Grace Gabriela ditemukan terbungkus dalam karung yang ditutupi daun pisang pada Selasa (1/5/2018) dini hari.
Gadis kecil berusia 5 tahun itu diduga menjadi korban pembunuhan setelah ditemukan tewas mengenaskan dalam karung yang disimpan disekitar kebun kosong.
Namun, polisi belum berani mengambil kesimpulan dan masih mencari tahun penyebab meninggalnya anak kedua dari pasangan Jemi Ananias (34) dan Immi Nancy (33) tersebut.
"Kami masih melakukan penyidikan dan tunggu hasil otopsi dari rumah sakit Polri Kramatjati," kata AKP Ita Puspitalena saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Rabu (3/5/2018).
Namun, rumah kosong yang saat ini dipasang garis polisi oleh Satreskrim Polres Bogor semakin menimbulkan tanda tanya besar dibenak masyarakat.
Baca: Aneh, RSUD Tarakan Tak Cantumkan Penyebab Tewasnya Rizki Terkait Bagi-bagi Sembako di Monas
Baca: Lima Produk Paling Dicari Orang Indonesia Selama Ramadan Berdasar Hasil Survei Google
Baca: Menteri Jonan Kena Sentil, Diminta Instropeksi Atas Sejumlah Kebijakannya di Sektor Energi
Rumah yang sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya itu diduga menjadi saksi bisu tewasnya Grace.
Bahkan, petugas keamanan dikomplek perumahan setempat menaruh curiga ketika masuk kedalam rumah ksosong itu saat mencari korban yang saat itu masih hilang.
Rumah dua lantai itu biasa digunakan oleh warga untuk menyimpan perabotan bekas.
Menurut warga, ada kejanggalan yang terjkadi didalam rumah kosong itu pasca ditemukan jasad korban.
"Jadi rumahnya itu memang tidak dikunci, dan saya sekitar pukul 19.00 WIB, saya masuk ke rumahnya dan lihat di tangga itu ada toren," kata Sriyono.
"Awalnya saya tidak terlalu memikirkan karena fokus cari Grace, tapi setelahnya saya jadi curiga," kata Sriyono petugas keamanan setempat yang saat itu ikut mencari keberadaan korban yang hilang dari rumahnya, Rabu (2/5/2018).
Menurut Sriyono, posisi toren berubah menghalangi anak tangga menuju kelantai atas.
Padahal, kata dua, biasanya toren tersebut tidak berada diantara anak tangga.
"Iya jadi seolah biar ga ada yang cari-cari sampai ke atas loteng karena kehalangan toren, dugaannya sebelum Grace tewas pelaku itu membawa Grace ke rumah itu," terangnya.
Namun, ia juga tidak bisa memastikannya lantaran hingga saat ini kasus tersebut masih dalam proses penyidikan Satreskrim Polres Bogor.
"Kami masih menduga-duga, karena saat ini polisi juga masih menyelidiki kasusnya, kita tunggu saja," imbuhnya.
Sementara itu, ayah korban yakni Jemy Anansias (33) sudah mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar kasus kematian anaknya bisa cepat terungkap pada Kamis (3/5/2018).
Jemy tiba di kantor KPAI didampingi oleh kuasa hukumnya yakni Tobby Ndiwa dari Komunitas Timur Jakarta untuk meminta dukungan pengungkapan pelaku.
Ia menjelaskan Grace sempat menghilang saat bermain pada Senin (30/4/2018), tapi kemudian ditemukan sudah tidak bernyawa dan diduga dibunuh.
"Korban pembunuhan kemungkinan ada kekerasan seksual dengan korban atas nama Grace Bimusu," ujar Tobby Ndiwa kepada di kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat.
Tobby juga mempertanyakan langkap penyidik yang dinilai lamban dalam mengungkap kasus tersebut.
"Kami sangat menyesalkan terhadap kinerja kepolisian Bogor belum bisa mengungkap padahal di sana TKP-nya sudah jelas salah satu rumah sudah di police line," ungkapnya seperti dilansir Tribun Jakarta.
Kedatangan Jemy ke KPAI untuk meminta dukungan agar dalam kasus ini pelaku cepat terungkap dan diproses.
"Kita meminta Kapolri dengan jajarannya segera mengungkap pelakunya dan kami memita dukungan supaya bisa ketemu pelakunya dan prosesnya seperti apa ke depan kalau sudah diungkap," tukasnya.