Diduga Terlibat Jaringan JAD, Pemuda di Bekasi Ditangkap Densus 88
Penangkapan MI tidak jauh berbeda dengan insiden ledakan bom di tiga gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Seorang pria terduga teroris berinisial MI alias AB ditangkap di Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Minggu (13/5/2018) pukul 07.30 WIB.
Penangkapan MI tidak jauh berbeda dengan insiden ledakan bom di tiga gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan data yang diperoleh, ia diamankan oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror di rumah orangtuanya.
Penangkapannya terindikasi dengan empat terduga teroris yang ditangkap di terowongan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (10/5/2018).
MI diduga bagian kelompok Kholid Cs, jaringan JAD.
Selama ini MI juga kerap melakukan perisapan atau idad berupa pelatihan semi militer di Sukabumi, Jawa Barat, dalam rangka perencanaan amaliyah.
MI dianggap memiliki keterikatan dengan narapidana terorisme KR dan DS yang kini mendekam di sel tahanan.
Bahkan dia merencanakan aksi penyerangan di sejumlah markas komando atau pos polisi di wilayah Bogor, Bandung, Jakarta, dan Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Baca: Jenazah yang Diduga Pelaku Bom Bunuh Diri di GKI Diponegoro Surabaya Belum Dievakuasi
Sistem yang mereka gunakan adalah hit and run yakni menggunakan senjata, panah yang busurnya dilengkapi bom, dan pisau komando.
Sebelum ditangkap, Densus 88 Anti Teror telah melakukan pemantauan selama empat bulan terhadap kelompok ini.
Bahkan dalam aktivitasnya mereka melakukan berbagai persiapn seperti pengumpulan bahan peledak, pembelian panah, dan pelatihan semi militer di Sukabumi dan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Ketika dikonfirmasi, Kapolres Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Candra Sukma Kumara membenarkan hal itu.
Namun dia belum dapat memberikan keterangan lebih detail atas penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror.
"Benar ada penangkapan, proses selanjutnya masih dilakukan. Sementara kami melakukan pengamanan di sekitar lokasi penangkapan," kata Candra.