Libatkan Ulama Muda Sebagai Upaya Kaderisasi Ulama kata Hery Haryanto Azumi
Kementerian Agama (Kemenag) baru-baru ini merilis 200 mubalig atau penceramah yang mereka nilai kredibel atau mumpuni.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) baru-baru ini merilis 200 mubalig atau penceramah yang mereka nilai kredibel atau mumpuni.
Namun rilis tersebut dipersoalkan sebagian kalangan. Pasalnya, jumlah tersebut terlampau kecil mengingat terdapat ribuan penceramah yang kredibel di negeri ini.
Sekertaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), Hery Haryanto Azumi ikut mengomentari polemik list penceramah kredibel tersebut. Menurutnya, upaya Kemenag patut diapresiasi namun perlu ada penyempurnaan.
"Apa yang dilakukan Kemenag bagus karena itu bertujuan menyeleksi para mubalig radikal. Namun masih perlu penyempurnaan," ungkap Hery, Senin (21/5/2018).
Salah satu bentuk penyempurnaan tersebut, menurut Hery, adalah terkait sinergi ulama dan umara' dalam penentuan nama-nama penceramah tersebut.
"Sinergi ulama-umara dalam menyusun list penceramah penting. Ulama juga punya tugas memberikan bimbingan kepada umat melalui para penceramah kredibel dalam menghadapi maraknya fitnah dan kabar hoax akhir-akhir ini," tutur Hery.
Secara spesifik, menurut Hery, setidaknya terdapat tiga komponen penting yang harus dilibatkan dalam menentukan nama-nama para penceramah yang kredibel.
Pertama, para ulama, kiai dan habaib. Kedua, ormas-ormas Islam moderat. Ketiga, masyarakat secara umum, khususnya mereka yang punya pengalaman dalam melihat secara langsung mubalig-mubalig yang kredibel.
"Jika dirinci, maka para ulama, kiai, habaib, ormas Islam moderat dan masyarakat luas perlu dilibatkan," tuturnya.
Selain itu, pelibatan ulama muda juga diperlukan sebagai upaya kaderisasi ulama.
"Mengorganisir dan memberi tempat kepada para ulama muda sebagai bagian dari kaderisasi ulama," kata Hery.
Karena itu, dalam melakukan update 200 list penceramah yang kini menuali polemik tersebut, pemerintah secara berkala bisa meminta update dari organisasi-organisasi Islam moderat.
"Organisasi seperti NU, Muhammadiyah, Al-Washliyah, Mathlaul Anwar, Perti, dan lain-lain. Terrmasuk MUI ataupun majelis ulama seperti Majelis Muwasholah yang memiliki link internasional juga bisa diminta untuk memberikan rekomendasi," jelasnya.
Secara khusus, Hery juga mengatakan bahwa MDHW yang selama ini manjadi wadah berkumpulnya para ulama, kiai dan habaib juga siap membantu Kemenag dalam melengkapi list para penceramah yang kredibel.
"MDHW akan berupaya membantu Kemenag. Karena ini juga bagian dari tugas kami," ujar Hery.