Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suka Duka Eni Sopir Ojek Daring, 3 Tahun Tinggalkan Status Ibu Rumah Tangga Demi Bantu Suami

Banyak perubahan yang dirasakan oleh Eni Widiawati selama menjadi pengemudi daring

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Suka Duka Eni Sopir Ojek Daring, 3 Tahun Tinggalkan Status Ibu Rumah Tangga Demi Bantu Suami
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Eni Widiawati selaku pengemudi online wanita 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eni Widiawati (41) terlihat asyik melihat-lihat telepon selulernya. Hari ini, Selasa (29/5/2018), Eni tetap semangat walau merupakan hari raya libur bertepatan dengan Hari Raya Waisak.

Eni adalah seorang pengemudi daring atau online wanita sejak tiga tahun silam, tepatnya tahun 2015.

Baca: Berbekal Informasi dari Remaja Hendak Tawuran, Petugas Geledah Rumah Penjual Miras di Bekasi

"Saya bergabung menjadi pengemudi online itu sejak September 2015. Karena alasan finansial yang mengharuskan saya membantu perekonomian suami saya. Dorongan utama finansial selain memang saya suka berkendara juga," terangnya kepada TribunJakarta.com, Selasa (29/5/2018).

Banyak perubahan yang dirasakan oleh Eni Widiawati selama menjadi pengemudi daring.

"Berkesan pasti selama membawa ini, saya ketemu dengan teman-teman baru. Saya orangnya enggak pandai bergaul awalnya. Tapi jadi banyak kenal orang. Kalau masalah berhubungan dengan customer saya menikmati karena memang karakter orang berbeda-beda," lanjutnya.

Semenjak menjadi seorang pengemudi daring, hidupnya berubah lantaran selama menjadi ibu rumah tangga ia belum pernah menjajal daerah-daerah baru seperti apa yang dia rasakan sekarang.

"Saya pernah ngebawa penumpang ke Cikupa Tangerang, ke Bekasi, Tanjung Priok juga pernah. Bogor anterin sampai ke puncak sama Leuwiliang juga. Pekerjaan ini saya sukai enggak pernah berpikir ini menjadi beban," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Namun, bukan berarti pekerjaannya tak dihinggapi oleh pengalaman pahit yang membuatnya harus mengelus dada.

"Waktu itu saya belanja makanan di Pondok Indah Mall seharga 356 ribu. Pemesannya orang Korea. Dia menganggap saya terlalu lama dan paper bag tempat makannya basah, dia engga mau bayar," kenangnya.

Meski demikian, pengalaman manisnya pun tak kalah banyaknya yang membuat ia ingin bertahan di pekerjaannya.

"Pengalaman manisnya banyak. Kita driver seneng jika melebihi ekspektasi orang. Atau sekedar mereka enggak rewel, memaklumi sudah seneng. Apalagi dikasih tip mungkin enggak banyak tapi merasa dihargai lebih," ujarnya.

Eni merasa dirinya mengalami perubahan diri semenjak bergelut mengurut pedal gas motornya di jalanan.

"Secara ekonomi pasti terbantu, secara relasi hubungan juga. Kalau dulu apa-apa dipendam sendiri. Segala stress begitu narik hilang. Saya kalau di rumah penat ketika mau narik lepas semua," terangnya.

Baca: Pihak Yayasan Sosial di Bekasi Ini Terpaksa Pinjam Duit ke Warung Buat Bayar Ormas yang Minta THR

Ia pun setiap hari tak pernah letih untuk menerima setiap penumpang demi mencukupi kebutuhan keluarganya.

"Saya istilahnya setiap hari kejar setoran. Sehari 300 lah di tangan. Tapi ya enggak setiap hari juga segitu. Anak saya ada tiga, mereka masih bersekolah. Sedangkan suami saya bekerja di sebuah hotel sebagai housekeeper jadi saya turut membantu mencukupi keluarga saya. Penghasilan kami cukup untuk mereka," tandasnya seraya tersenyum.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas

Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Kisah Sopir Perempuan Online: Pesan Makanan Rp 365 Ribu Tapi Pemesannya Tidak Mau Bayar

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas