Lebaran di Kampung Sawah dan Kue Jadul Khas Betawi
Sejak dahulu kala, warga di Kampung Sawah sudah hidup harmonis meski berbeda agama, baik Islam, Protestan maupun Katolik.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
Jangan heran jika di meja tamu tidak ada suguhan nastar atau kue-kue kekinian lainnya.
"Silahkan ini semua khas Betawi. Di sini (Kampung Sawah) pasti tuan rumah menyugukan biji ketapang, kembang goyang, keripik bawang, sampai dodol betawi," kata Abah sambil membuka beberapa toples di meja tamunya.
Abah menceritakan, Hari Raya Idul Fitri selalu disambut dengan sukacita oleh umat Muslim termasuk masyarakat Betawi di Kampung Sawah.
Beberapa minggu sebelum Lebaran, biasanya warga sibuk membuat penganan jadul khas betawi yang bakal disajikan untuk tamu di hari istimewa.
"Rata-rata kue betawi buat sendiri. Sejak zaman dulu kalau sudah mau Lebaran pasti warga disini sibuk bikin kue. Waktu saya kecil, di genteng-gendeng sudah warna-warni kue dan kerupuk dijemur," kata Abah.
Tribunnews mencicipi kue biji ketapang. Bagi masyarakat Betawi, Lebaran belum lengkap tanpa kehadiran biji ketapang. Kue ini berbahan dasar tepung terigu dan kelapa, rasanya perpaduan antara manis dan gurih.
Ada juga kembang goyang. Sesuai namanya, kue ini berbentuk seperi bunga, rasanya renyah dan manis. Kemudian ada juga keripik bawang, mirip dengan keripik yang biasa disajikan saat makan mie ayam.
Kalau ada biji ketapang, kata Abah pasti selalu ada pasangannya yakni akar kelapa. Keduanya sama-sama dibuat dari tepung beras.
"Sebelas duabelas, rasanya sama, manis dan gurih. Biasanya ada juga tape uli, tapi tahun ini tidak bikin," terang Abah.
Terakhir Abah mengeluarkan suguhan penutup, dodol betawi yang berwarna hitam kecoklatan. Dodol asli betawi ini sangat legit dan tidak terlalu manis.