Persiapan Planetarium Jakarta Jelang Nobar Gerhana Total Akhir Pekan Ini
Akan ada 1.000 orang yang menyaksikan fenomena alam di Plaza Teather Jakarta, Jumat-Sabtu (27-28/7/2018)
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Humas Planetarium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo, memprediksi akan ada 1.000 orang yang menyaksikan fenomena alam di Plaza Teather Jakarta, Jumat-Sabtu (27-28/7/2018) pukul 23.00-06.30 WIB.
Pihaknya menyediakan 11 teleskop yang tujuha di antaranya digunakan masyarakat.
Setiap orang akan dijatah selama melakukan observasi di teleskop maksimal selama dua menit.
Sedangkan pengunjung yang tidak kebagian menikmati fasilitas teleskop, Planetarium Jakarta menyediakan layar proyektor berukuran 2x2 meter di sekitar lokasi.
"Kami siapkan satu teleskop untuk proses relay. Salah satu teleskop nanti hasilnya akan kita proyeksikan di layar, jadi kalau diteropong mungkin cukup 1-2 menit. Nanti selanjutnya bisa diproyeksikan di layar," kata Eko di Planetarium Jakarta, Menteng, Kamis (26/7/2018).
Masyarakat akan dipandu oleh astronom Plantearium Jakarta dan komunitas penggemar astronomi yang akan menjelaskan terkait fenomena gerhana Bulan total.
Sebanyak 30 orang akan siap memandu masyarakat dari pukul 00.14 sampai 06.30 WIB.
Eko mengatakan, fenomena gerhana Bulan total bisa terkendala faktor cuaca apabila mendung.
Hingga saat ini belum ada teleskop yang bisa menembus awan saat melakukan pengamatan benda-benda langit.
Proses gerhana Bulan total akan twrjadi selama enam jam 13 menit, pada pukul 02.30 merupakan puncak terjadinya fenomena itu, diperkirakan puncak gerhana Bulan total terjadi selama satu jam 42 menit.
Baca: Polisi Dalami Peran Tiga Pelaku Kasus Penembakan Herdi Sibolga
Sementara itu, Milla Izzatul, petugas Planetarium Jakarta, mengatakan, terdapat beberapa jenis teleskop yany dipergunakan pada esok hari.
Satu di antaranya berjenis Refractor Vixen VC200L. "Teleskop itu bisa melakukan perbesaran hingga 72 kali, maksimal bisa melihat Planet Saturnus," kata Milla.
Meski esok hari masyarakat juga bisa melihat Mars terang-benderang setelah selama 15 tahun terakhir, ia mengimbau agar masyarakat tidak menggeser posisi teleskop.
"Pengunjung diharapkan menghindari memegang teleskop karena kalau digeser harus diatur ulang mengarahkan ke bulannya," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.