Asian Games 2018 Bersih Dari Rencana Demo Ojek Online
Gelaran olahraga Asian Games dipastikan akan bebas dari rencana aksi demo para ojek online.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gelaran olahraga Asian Games dipastikan akan bebas dari rencana aksi demo para ojek online.
Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) yang selama ini kerap menyuarakan aksi demo pun mengumumkan tidak akan melakukan demo saat Asian Games yang berlangsung mulai tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu.
Ketua Garda, Igun Wicaksono, menjelaskan keputusan tersebut untuk menjaga keamanan dan keselamatan simpatisan maupun pendukung Asian Games 2018.
"Sebagai wujud dukungan terhadap kesuksesan Asian Games dengan ini menyatakan aksi 18.8 diundur sampai pada batas waktu yang ditentukan," ungkap Igun kepada Tribunnews.com, Jumat (17/8/2018).
Pihak Garda pun mengimbau kepada pihak-pihak yang berniat untuk melakukan demo untuk berpikir ulang karena acara Asian Games akan menjadi cerminan Indonesia di mata dunia.
Baca: Garda: Manajemen Grab Provokasi Mitra Driver Gelar Demo saat Asian Games
"Kami mengimbau semua pihak yang tergabung dalam faksi manapun untuk sedianya berfikir, bersikap, bertindak secara bijaksana, cermat dan objektif dengan mengedepankan kepemimpinan yang lebih besar, yaitu kepentingan negara," kata Igun.
Sebelumnya Garda vokal menyebutkan adanya demo untuk meminta kenaikan tarif sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan driver.
Mereka ingin aplikator menyesuaikan tarif seperti pada saat awal ojol beroperasi di Indonesia yakni sejumlah Rp 3.000 per km sedangkan saat ini tarif ojek online rata-rata berkisar dari Rp 1.200 hingga Rp 1.600.
Pihak Grab pun kemudian angkat suara melalui Managing Director, Ridzki Kramadibrata yang mengatakan kalau selama tiga bulan terakhir pendapatan mitra naik 12 persen.
Kemudian dari segi tarif, sejak Mei lalu argo minimum sudah dinaikkan dari sebelumnya Rp 5.000 menjadi Rp 7.000 sehingga tarif jarak pendek menjadi Rp 2.300 dari sebelumnya Rp 1.300 sehingga meningkatkan rata-rata tarif pengemudi sebesar Rp 2.000 untuk jarak jauh.
"Tarif rata-rata mitra pengemudi sudah naik lebih dari Rp 2000. Ini hasil nyata yang kita lakukan. Ini kepedulian kita meningkaykan pendapatan pengemudi," ujar Ridzki, Selasa (7/8/2018).
Sementara, Go-Jek Indonesia menyebutkan kalau tarif pendapatan driver mereka tertinggi yakni sebesar Rp 2.200 hingga Rp 3.300 per km, dan ada tambahan saat jam sibuk dan tengah malam.
"Penghargaan yang layak itu dengan Gojek memberikan tarif jarak dekat rata-rata di Jabodetabek, di luar jam sibuk berkisar Rp 2.200 sampai Rp 3.300 per km," papar Chief Public Policy and Government Relations Go-Jek Indonesia, Shinto Nugroho di kawasan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).