Berkat Ide di Era Ahok, Warga Cipete Utara Bisa Tukar Sampah dengan Sembako
Masyarakat kini mampu mengolah sampahnya sendiri, memilah sampah organik dan non organik dan menjualnya melalui bank sampah di wilayahnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesadaran masyarakat Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terhadap pentingnya kebersihan semakin meningkat setelah bermunculannya puluhan bank sampah di kawasan itu.
Bank sampah merupakan sebuah ide yang tercetus di era Jakarta dipimpin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Baca: Menteri Desa PDTT Minta Dana Desa di Gianyar Digunakan Membangun Bank Sampah
Masyarakat kini mampu mengolah sampahnya sendiri, memilah sampah organik dan non organik dan menjualnya melalui bank sampah di wilayahnya.
Bank Sampah Citra Antasari RW 09 menjadi salah satu wujud kesuksesan pengelolaan bank sampah di kelurahan itu.
Melalui pembinaan terpadu dan edukasi terhadap masyarakat, bank sampah itu mampu mengumpulkan 1,6 ton sampah dalam tiga pekan ini.
"Saat ini bank sampah itu memiliki 50 nasabah aktif. Sebanyak 1,6 ton sampah berhasil dikumpulkan dalam periode selama tiga minggu," ungkap Yohan kepada Warta Kota, Selasa (4/9/2018).
Yohan mengatakan, banyaknya sampah yang berhasil dikumpulkan, tidak lepas dari peran serta masyarakat yang peduli terhadap lingkungan di wilayah Cipete Utara.
"Biasanya hanya 400 kilogram saja, namun ini sudah lebih dari satu ton," ujarnya.
Warung Daur Ulang
Salah satu penyebab tingginya jumlah penimbangan karena di lokasi itu terdapat sebuah toko kelontong bernama Warung Daur Ulang.
Warung yang dikelola oleh Karang Taruna Cipete Utara tersebut berkolaborasi dengan Bank Sampah Citra Antasari dalam rangka penyediaan bahan sembako bagi masyarakat yang menjual sampahnya.
"Melalui Warung Daur Ulang Sampah ini, setiap sampah yang dibawa oleh masyarakat dapat ditukar dengan bahan pokok. Saat ini, di Warung Daur Ulang Sampah tersedia minyak goreng, beras, dan juga mie instan. Nantinya kita akan menambahkan sabun sesuai dengan usulan dari masyarakat Cipete Utara," tuturnya.
Agus Sumarno selaku Ketua Karang Taruna Cipete Utara sekaligus Sekretaris RW09 mengungkapkan, Warung Daur Ulang menyediakan sejumlah kebutuhan pokok yang bisa ditukar dengan sampah warga.
"Setelah ditimbang, hasilnya langsung bisa buat belanja. Warung Daur Ulang menyediakan sembako seperti gula, minyak, beras dan sebagainya," kata Agus.
Penimbangan sampah dilakukan setiap dua pekan. Kata Agus, antusiasme warga untuk melakukan penimbangan begitu luar biasa.
"Rata-rata per kepala bawa sampah 15 kilogram setiap penimbangan. Untuk harga per kilogram sampahnya Rp1000. Memang nilainya tidak besar, namun kini warga mulai punya kesadaran memanfaatkan sampah dari sisi ekonominya," ungkap Agus.
Sementara itu, salah seorang nasabah Bank Sampah Citra Antasari, Handayani, mengungkapkan rasa bahagianya dengan adanya penukaran sampah dengan sembako melalui Warung Daur Ulang.
Baca: JPO di Jalan Juanda Ciputat Memprihatinkan, Alasnya Keropos dan Berlubang
Sebelum adanya program ini, kata dia, uang tabungan sampah dari hasil penimbangan hanya bisa diambil setahun sekali saat lebaran.
"Dengan adanya program ini saya tidak harus menunggu berbulan bulan untuk ambil tabungan saya tapi cukup saya timbang hasilnya berapa, saya minta aja kebutuhan dapur saya yang hari itu nggak ada di rumah, terutama mnyak goreng," ungkap warga RT06/09 Cipete Utara
Penulis: Feryanto Hadi
Berita ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Sampah di Jakarta Bisa Ditukar Sembako Berkat Ide di era Ahok