Pesatnya Pertumbuhan Konten Kreator, Picu Maraknya Penipuan Bermodus Lowongan Kerja
Pelaku akan menjanjikan imbalan atau keuntungan yang besar hanya untuk melakukan tugas-tugas sederhana yang bisa dilakukan melalui gawai.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan konten kreator dan industri digital agency periklanan yang berjalan beriringan semakin membuka lebar peluang terhadap kemajuan industri kreatif.
Hadirnya para konten kreator dari barisan Gen Z serta kemunculan perusahaan digital agency periklanan semakin menyemarakkan industri kreatif sehingga menumbuhkan semangat kompetisi.
Selain itu, seiring perkembangan industri kreatif semakin berkembang, tidak hanya dari sektor korporasi, namun juga dari sektor UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang sudah banyak memanfaatkan layanan ini.
Sayangnya, pertumbuhan industri ini tidak selalu berjalan mulus karena banyak oknum yang tidak bertanggung jawab melihat celah besar untuk memanfaatkan layanan konten kreator dengan menggunakan nama perusahaan yang sudah berdiri lama.
"Oknum tersebut sering beraksi dengan cara memberikan lowongan pekerjaan online atau pun paruh waktu melalui pesan singkat WhatsApp atau telegram," kata Rian M Yusuf selaku Direktur Urala Indonesia kepada wartawan, Minggu (24/11/2024).
Biasanya, kata dia, pelaku akan menjanjikan imbalan atau keuntungan yang besar hanya untuk melakukan tugas-tugas sederhana yang bisa dilakukan melalui gawai.
Lebih jauh lagi, bukan hanya para calon pekerja atau konten kreator yang banyak menjadi korban.
“Dari aksi penipuan ini, para pemilik perusahaan pun ikut terkena imbasnya karena sebagai contoh nama perusahaan Urala Indonesia dicatut oleh para penipu untuk digunakan dalam aksi mereka,” ungkap Rian.
Untuk itu penting untuk dipahami bahwa para perusahaan atau digital agency yang benar tidak akan membukan lowongan pekerjaan melalui pesan singkat, apalagi meminta deposit kepada para pencari kerja.
Untuk dapat terhindar dari penipuan semacam ini, ada baiknya masyarakat untuk selalu melakukan cek dan ricek terkait perusahaan pemberi kerja melalui search engine, halaman website resmi, atau media sosial perusahaan.
Langkah ini menjadi krusial sehingga para calon pekerja bisa menggali lebih dalam tentang kebenaran lowongan pekerjaan yang diberikan.
"Jangan mudah percaya apabila ada lowongan pekerjaan dengan iming-iming imbalan besar yang seringkali terdengar tidak masuk akal," katanya.