Sandiaga: Ungkapan Tempe Setipis ATM Itu Potret Jeritan Masyarakat
"Itu sebagai jeritan masyarakat, tapi menurut saya itu yang disampaikan masyarakat. Kita nggak boleh mendiskriminasikan," ujar Sandi
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ungkapan bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno yang menyebut tempe sekarang setipis kartu ATM, sebagai dampak dari melemahnya rupiah terhadap dollar AS merupakan potret dari jeritan masyarakat.
"Itu sebagai jeritan masyarakat, tapi menurut saya itu yang disampaikan masyarakat. Kita nggak boleh mendiskriminasikan," ujar Sandiaga di tempat pangkas rambut Ko Tang Glodok, Jakarta Barat, Selasa (11/9/2018).
Pasalnya, menurut Sandiaga pernyataan tersebut hanya menyampaikan keluhan dari seorang penjual tempe di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Saya sampaikan itu adalah suara dari rakyat. Itu dari bu Yuli dan rekannya di Duren Sawit," ucap Sandiaga.
Dia pun menekankan kepada pihak yang tak setuju dengannya untuk tak menampik kemungkinan kuat harga-harga bahan makanan akan naik, seiring dengan dollar AS yang melejit. Khususnya tempe, karena kedelai sebagai bahan utamanya merupakan bahan impor dari luar negeri.
"Kita harus lihat, tempe pasti akan naik harganya. Dollar naik, kedelai diimpor sudah pasti akan naik juga harga tempe," terang Sandiaga.
Sandiaga juga mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pemerintah untuk tidak saling menjatuhkan dibanding mencari solusi atas keadaan tersebut.
Secepatnya pemerintah harus mencari solusi terbaik agar tidak menimbulkan kesenjangan antara masyarakat kelas menengah atas dan kelas menengah bawah.
"Jangan saling menjatuhkan, cari solusinya. Solusi kita adalah perkuat ekonomi rakyat, berpihak pada UMKM, konsumsi produk nasional, kurangi impor, kurangi pengeluaran dan kurangi pemborosan," imbuhnya.