Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Ayam di RPHU Rawa Kepiting
Kebutuhan konsumsi daging ayam terus meningkat. Di DKI Jakarta saja, jumlah pasokan ayam mencapai satu juta ekor setiap harinya.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebutuhan konsumsi daging ayam terus meningkat. Di DKI Jakarta saja, jumlah pasokan ayam mencapai satu juta ekor setiap harinya.
Guna menghindari risiko penyebaran penyakit bersumber hewan seperti flu burung, Pemprov DKI bekerja sama dengan Badan Pangan Dunia (FAO) mengelola Rumah Potong Hewan Unggas (PRHU) di sejumlah wilayah di ibukota.
Salah satunya adalah RPHU Rawa Kepiting, Cakung, Jakarta Timur.
Proses pengolahan ayam hidup menjadi ayam segar siap konsumsi di tempat ini, meliputi penyembelihan, pencabutan bulu, pengeluaran jeroan, pencucian, pengemasan, pendinginan dan pengangkutan yang baik.
Baca: Konsumsi Ayam Warga DKI Jakarta Mencapai 1 Juta Ekor Sehari
Pertama, ayam yang datang ke RPHU melalui angkutan truk akan diperiksa dokumen kesehatan dan kondisinya oleh dokter hewan.
"Ini untuk mengetahui apakah ada gejala penyakit. Yang sakit ditunda dipotong, kalau mati ada pemusnahan melalui insenerator atau dibakar. Ini untuk menghindari penyebaran bakteri," kata kepala satuan pelaksana RPH Rawa Kepiting Isminarti Aida, Sabtu (6/10/2018) malam.
Ayam tersebut kemudian dibawa ke kandang dan diistirahatkan selama 2-3 jam. Hal ini untuk pemulihan dari stress di jalan.
Proses penyembelihan menggunakan sistem manual dengan cara melakukan sekali sayat menggunakan pisau tajam.
Proses ini dilakukan sesuai ajaran Islam untuk memastikan kehalalannya.
"Dengan pengucapan basmallah, ayam dipotong juru sembelih di bagian arteri karotis dan vena jugularis sehingga darah keluar seluruhnya dan berlangsung cepat sekitar 1-2 menit. Ini untuk hasilkan ayam berkualitas," papar dokter hewan lulusan UGM itu.
Sebelum dimasukan ke mesin pencabut bulu, ayam dicelupkan ke air mendidih agar kulit bersih dan cerah, sehingga tidak mudah terkontaminasi oleh bakteri.
"Dari mesin plucker, jeroan (organ dalam) diambil dari tembolok, trakhea, hati, empedu, empedal, jantung, paru-paru, ginjal, usus dan ovarium/testes. Setelah itu dibersihkan dengan air mengalir," jelasnya.
Daging ayam yang sudah dibersihkan akan direndam ke air es, kemudian diangkut dengan moda transportasi yang dilengkapi freezer atau alat pendingin.
Hal tersebut utuk memperpanjang masa simpan daging dan mengindari pertumbuhan kuman.
Bagi pelaku usaha yang ingin menumpang, memotong hingga memeriksa kesehatan unggas di RPHU, tarif yang dikenakan hanya Rp. 200 per ekor.
Sementara pemakaian kandang penampungan seharaga Rp. 8.000/m2/bulan.
"Konsumen dan pelaku usaha perlu sadar pentingnya pengolahan ayam yang aman dan higienis demi menghasilkan produk aman yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal)," kata dia.