Pangkalan Dibubarkan, Ojek Online di Bekasi Pasrah
Sejumlah ojek online (ojol) di sekitar Stasiun Bekasi, Jalan Djuanda, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi mengaku pasrah
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Wartakota, Fitriyandi Al Fajri
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sejumlah ojek online (ojol) di sekitar Stasiun Bekasi, Jalan Djuanda, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi mengaku pasrah saat lokasi pangkalannya dibubarkan petugas.
Kini, mereka menunggu penumpang di titik penjemputan (lay bay) yang disediakan pemerintah setempat.
"Sebenarnya lebih enak di pinggir jalan karena lokasinya strategis. Selain bisa ke arah timur dan barat secara langsung, di sana juga ada minimarket dengan jumlah pengunjung yang banyak," kata Binsar (43), salah satu ojol pada Jumat (19/10/2018).
Binsar mengatakan, bila diukur dari jumlah penumpang sebetulnya tidak jauh berbeda antara mangkal di pinggir jalan dengan di lay bay.
Rata-rata, kata dia, jumlah penumpang yang diperoleh saat mangkal di sana 4-5 orang dalam waktu setengah hari.
"Jumlah ojol yang mangkal di sini kan juga banyak, bukan hanya satu atau dua orang saja," ujarnya.
Pengemudi ojol lainnya, Asman (38) menambahkan, alasan pengemudi enggan mangkal di tempat lay bay beberapa waktu lalu karena tidak ada para pedagang.
Selama ini mereka kesulitan membeli makanan dan minuman sambil menunggu penumpang yang turun dari kereta rel listrik (KRL) di stasiun.
"Selama ini kita harus ke Jalan Djuanda dulu untuk membeli makanan atau minuman, padahal kalau di sini ada pedagang pasti banyak ojol yang nongkrong di sini," kata Asman.
Selain itu, kata Asman, pengemudi ojol juga meminta agar pemerintah melengkapi fasilitas berupa halte sebagai tempat untuk berteduh.
Alasan lain ojol enggan menunggu penumpang di sana karena tidak ada tempat teduh bila hujan atau cuaca terik matahari.
"Saya yakin kalau di sini dilengkapi UMKM dan tempat teduh, pasti semua ojol akan tertarik menunggu penumpang di lay bay," ujar Asman.