Danone-AQUA Berkolaborasi dengan Berbagai Komunitas Bikin Gerakan #BijakBerplastik
danone-AQUA menggelar Bincang #BijakBerplastik dengan mengajak bloggers, masyarakat dan komunitas.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Corporate Communications Director Danone-Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, acara Bincang #BijakBerplastik dengan mengajak bloggers, masyarakat dan komunitas digelar sebagai upaya Danone-Aqua untuk mengajak masyarakat luas dalam menjaga lingkungan.
"Acara ini bertujuan agar berbagai elemen ini mampu berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menghadapi berbagai tantangan menuju target mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70 persen pada 2025. Juga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat supaya lebih bijak dalam penggunaan plastik dan berpartisipasi menangani permasalahan sampah plastik," ungkap Arif Mujahidin.
Menurut Arif Mujahidin, pihaknya meyakini rekan bloggers, masyarakat serta komunitas memiliki kekuatan dan semangat dalam menyuarakan aksi cinta lingkungan. Dengan tujuan agar target Indonesia pada 2025 tersebut dapat tercapai, masyarakat menjadi kuncinya," ujar Arif di Jakarta.
"Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, kurangnya infrastuktur, lemahnya sistem manajemen sampah, serta rendahnya kesadaran masyarakat menjadi faktor yang makin menambah permasalahan. Setiap hari kita bisa memutuskan bumi seperti apa yang ingin kita tinggali lewat makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Danone dikatakan Arif percaya bahwa dalam membentuk tubuh yang sehat, maka dibutuhkan asupan sehat yang berasal dari lingkungan yang sehat. Keyakinan inilah yang tercermin dalam visi Perusahaan yaitu ‘One Planet One Health.
Menurut kajian tentang Analisis Arus Limbah Indonesia, Rantai Nilai dan Daur Ulang yang dilaksanakan Sustainable Waste Indonesia (SWI) presentasi sampah kota di Indonesia adalah 60 persen merupakan sampah organik, 14 persen adalah sampah plastik, 9 persen sampah kertas, 4,3 persen metal dan 12,7 persen sampah lainnya (kaca, kayu dan bahan lainnya). Berdasarkan komposisi tersebut, terlihat limbah plastik menempati porsi kedua terbesar.
Masih menurut penelitian ini sekitar 1,3 juta ton sampah plastik setiap tahunnya tidak dikelola dengan baik, padahal sifat sampah plastik tidak mudah terurai secara alami. Kondisi ini tidak hanya berpotensi merusak ekosistem lingkungan, namun juga berdampak bagi kesehatan manusia.
Emenda Sembiring, Industrial Engineering, Environmental Engineering and Quantitative Social Research Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan, Plastik merupakan material yang tidak lepas dari kehidupan kita karena sifatnya yang dapat mudah dibentuk sesuai dengan keinginan, tahan air, awet, praktis dan dapat melindungi isi dengan baik (proteksi).
"Namun, dibalik manfaat tersebut, plastik dapat mengakibatkan ancaman polusi apabila tidak dikelola dan dibiarkan terbuang ke lingkungan, masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik," tutur Emenda.
Pengurangan masalah sampah plastik bisa dimulai dari lingkungan terkecil seperti rumah tangga hingga lingkungan berskala besar dijelaskan Emenda Sembiring meliputi kawasan kota yang dikelola oleh pemerintahan atau bahkan sektor industri.
"Contoh kecil yang bisa dilakukan dari lingkup rumah tangga ialah dengan melakukan pemilahan sampah plastik agar memudahkan pemulung untuk mengambilnya sehingga mengurangi angka plastik yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” urainya.
Emenda juga mengatakan dengan peran aktif masyarakat untuk mengelola sampah plastiknya dengan benar dapat menjadi sebuah langkah awal untuk terbentuknya pendekatan sirkular ekonomi.
Sementara itu, Karyanto Wibowo yang merupakan Sustainable Development Director Danone-Indonesia menambahkan bahwa pihaknyai juga menyadari diperlukan peran serta dari seluruh pihak termasuk industri dalam mengentaskan permasalahan sampah plastik di Indonesia.
"Sebagai Perusahaan yang memiliki misi untuk membawa kesehatan bagi sebanyak mungkin orang, Danone-AQUA sudah sejak awal berupaya berkontribusi menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia," jelas Karyanto WIbowo.