Kisah Penyelam Evakuasi Lion Air Temukan Buku Yasin Utuh di Dasar Lautan
Para penyelam disiapkan dengan fokus utama mencari jenazah korban dan black box atau kotak hitam pewasat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ke-5 evakuasi Lion Air PK-LQP dilanjutkan.
Para penyelam disiapkan dengan fokus utama mencari jenazah korban dan black box atau kotak hitam pewasat.
Seorang pria berbadan tambun turun dari Speed Boat.
Dengan mengenakan kaos abu-abu bertuliskan 'Gegana' di bagian depan, Ajun Komisaris Polisi Ibrahim Sajak menaiki tangga kecil untuk berpindah kapal berukuran lebih besar ke Kapal Patroli (KP) Parikesit milik Direktorat Polisi Air Baharkam Polri.
Ibrahim melangkah dengan seluruh pakaian basah kuyup.
Sudah lima hari ia menjadi bagian dari tim penyelam evakuasi korban Lion Air PK-LQP.
"Siap! Sudah lima hari," ujar Ibrahim di atas KP Parikesit di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).
Baca: Mesin Pesawat Lion Air JT610 Berhasil Ditemukan Tim Penyelam TNI AL
Sesuai instruksi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas, Ibrahim bersama satu timnya bertugas melakukan pencarian di sekitar KM Victory -lokasi diperkirakan sisa badan pesawat Lion Air PK-LQP terlacak sensor-.
Selama lima hari, Ibrahim menyelam hingga kedalaman 35 meter. Kendala-kendala menyertai penyisiran.
"Sehari bisa tiga sampai empat kali menyelam. Lama menyelam 15 menit. Lalu bergantian dengan tim," kata Ibrahim.
Satu tim biasanya terdapat 4 penyelam.
Dengan metode 2 penyelam turun lebih dulu, setelah 15 menit bergantian dengan 2 penyelam yang di atas. Begitu seterusnya.
Tim penyelam dibekali dengan tabung oksigen volume 200 bar lebih dari 3.000 psi.
Selain jarak pandang yang hanya sekira 3 meter dan lumpur yang tebal hingga 2 meter, kendala di dalam air adalah arus yang begitu kencang.